Kebulatan tekad dan kecintaan pada kesenian membuatnya tak ingin larut dalam kesedihan berkepanjangan. Misi menghidupkan kembali sekaligus melestarikan kesenian di Bangkalan harus berjalan walau harus kehilangan teman seperjuangan. Berbagai hambatan dan rintangan yang harus dihadapi Sudarsono tanpa partner sejatinya. Begitu pula menyikapi segala keterbatasan yang ada.
Awalnya Tarama, Sepakat Tarara
Setelah berjalan lebih dari tiga tahun, Sudarsono mulai berpikir untuk mengubah status yang semula wadah pembinaan tari tak bernama ini menjadi sanggar tari dengan embel-embel nama sebagai identitas. Selain menjadi partner kreatif, Dwi Kurniawan juga punya andil mencetuskan nama sanggar.
“Lewat diskusi panjang di bawah rindangnya pohon trembesi yang tumbuh di area alun-alun Bangkalan, kami kemudian sepakat memberi nama Tarara. Terus terang saya tak ingat lagi kapan pastinya nama ini tercetus. Saya hanya bisa mengatakan kalau momen itu terjadi sebelum tahun 2000,” kenang Sudarsono.
Tarara adalah singkatan dari Tarian Rakyat Madura. Makna filosofi yang terkandung dari nama tersebut adalah gambaran sepak terjang atau perjalanan rakyat Madura dalam mengarungi pahit-manisnya kehidupan. Tiga kata yang jadi kepanjangan nama sanggar sebenarnya pilihan kedua.
Nama sanggar …