SBY : Harus Ada Batas Kepatutan Harga Garam

Avatar of PortalMadura.com

(PortalMadura) – Rusdi, petambak garam, terharu. Baru pertama inilah seorang Presiden RI mengunjungi Madura dan bertemu rakyat. Kesempatan langka ini ia gunakan untuk menyampaikan unek-unek.

“Garam menjadi mata pencarian sehari-hari kami. Jika boleh, kami ingin memberi masukan dan permohonan sebagai rakyat jelata untuk Bapak memperjuangkan nasib kami, yaitu harga garam,” ujar Rusdi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, didampingi Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, dan sejumlah menteri bertemu petambak garam di PT. Garam (Persero) Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Kamis (5/12/2013) pukul 08.20 WIB.

Menjawab pertanyaan Rusdi, Presiden SBY paham bahwa garam merupakan simbol Madura. Harga garam saat ini memang fluktuatif. Namun, harus ada ada batas kepatutan harga agar petani dapat penghasilan yang layak.

“Saya dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri BUMN, Menteri Perdagangan, dan Menteri Perindustrian akan membicarakan bagaimana yang paling baik,” kata Presiden SBY.

Pemerintah akan terus berupaya agar persoalan harga komoditas pertanian bisa membawa penghasilan layak bagi petani. “Termasuk mereka yang mengusahakan garam ini,” SBY menambahkan.

Rusdi juga menyampaikan permohonan agar muara yang sudah mulai mendangkal dapat dikeruk sehingga melancarkan arus perekonomian masyarakat. Menanggapi hal ini, SBY akan menginstruksikan Menteri Pekerjaan Umum untuk mengadakan program pengerukan yang diminta masyarakat tersebut. “Nanti diatur mana yang kewajiban Pemerintah Pusat, Pemerintah Jawa Timur, dan Pemerintah Sumenep,” SBY menjelaskan.

Pada kesempatan ini, Presiden SBY dan Ibu Ani meninjau berbagai jenis garam baku, seperti garam ps meja tanah, garam b meja tanah, serta garam premium geomembrane, aneka garam olahan lainnya. Garam premium geomembrane merupakan garam hasil gagasan Menteri BUMN Dahlan Iskan.

“Sekarang kami memberi contoh pada petani garam untuk membranisasi. Jadi di bawah garam dipasang membran, sehingga menjadi garam kelas 1. Dengan demikian harga bisa meningkat tiga kali lipat,” ujar Menteri Dahlan.

Saat SBY melihat-lihat berbagai jenis garam ini, para petambak garam terlihat sangat antusias dengan meneriakan nama SBY. Sebagaimana Rusdi, petambak garam lainnya, Saiful, juga mengeluhkan soal harga garam. “Harga menurun, Pak. Tidak sesuai dengan Permendag (Peraturan Menteri Perdagangan),” kata Saiful.

Sebelum melakukan peninjauan, SBY dan Ibu Ani menanam pohon Sawo Kecik yang bernama latin Manilkara Kauki, di halaman Pendopo Kabupaten Sumenep.

Mendampingi Presiden dalam peninjauan ini, antara lain, Mensesneg Sudi Silalahi, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, Mendikbud Mohammad Nuh, Menteri BUMN Dahlan Iskan, Seskab Dipo Alam, dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo. rilis presidenri.(fbw/htn).

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.