PortalMadura.Com – Salat Hajat merupakan salah satu salat sunah yang dianjurkan untuk dikerjakan dalam kondisi atau tujuan tertentu, baik yang bersifat duniawi maupun ukhrawi. Salat ini sebagai bentuk permintaan tolong seseorang kepada Allah SWT.
Selain sebagai bentuk ibadah kepada Allah, salat Hajat memang dilakukan untuk meminta sesuatu hajat atau kebutuhan yang spesifik kepada Allah terkait urusan dunia, seperti meminta rezeki, kesehatan, lepas dari kesulitan atau hal baik lainnya.
Sebagaimana Muhammad Shiddiq al-Mansyawi dalam kitabnya “Mafatih al- Faraj” menjelaskan, bahwa salat memberikan pengaruh menakjubkan dalam menepis keburukan di dunia dan akhirat. Salat itu sesungguhnya penghubung antara hamba dan Tuhannya, wahana bermikraj kepada Tuhannya yang Maha Agung.
Maka karena hubungan itu, terbukalah baginya pintu-pintu kebaikan dan terputuslah sebab-sebab keburukan. Selain itu, mengalirlah mata air taufik (hidayah), kesehatan, kekayaan, keleluasaan, kenikmatan, kegembiraan, dan kesenangan. Dalam hadis misalnya disebutkan, ketika Rasulullah ditimpa kesempitan rezeki, beliau memerintahkan keluarganya untuk mengerjakan salat Hajat.
Kemudian, Rasulullah membaca ayat: “Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa” (QS Thaha : 132). (HR Abdurrazzaq dalam kitab al-Mushannaf).
Bahkan, dalam kitab “Mu'jam ash-Shaghir”, ath-Thabrani mengisahkan, ada seorang laki-laki memiliki kebutuhan (hajat), kemudian ia memintanya kepada Khalifah Utsman bin Affan. Namun, Utsman tidak memberikan apa yang dimintanya. Kemudian, laki-laki itu pun datang menemui Utsman bin Hunaif, mengadukan persoalannya kepadanya.
Utsman bin Hunaif lantas menyuruhnya untuk melaksanakan salat Hajat seperti dicontohkan Rasulullah. Setelah itu, ia disuruh untuk kembali menemui Utsman bin Affan. Tidak disangka, kali ini Utsman bin Affan mengabulkan apa yang dimintanya. Selanjutnya, ia menemui Utsman bin Hunaif untuk berterima kasih karena telah mengajarkan salat Hajat.
Oleh karena itu, Rasulullah sangat menekankan perlunya salat Hajat bagi orang yang punya keperluan. Dalam salat itu, ia berdoa kepada Allah agar mempermudah jalannya, melapangkan rezekinya, atau hal-hal baik lainnya dalam kehidupan dunia. Karena manusia tidak selalu dapat memenuhi kebutuhannya sendiri dan kerap untuk memenuhinya menemui jalan berliku, bahkan tampak berat dan sulit.
Melaksanakan salat Hajat, berarti ia melibatkan Allah dalam kehidupannya karena percaya Dia pasti bisa membantunya. Salat Hajat dapat mendekatkan seseorang dengan Allah, sehingga dengan kedekatan itu Allah pun memberikan bantuan-Nya. Tidak ada yang sulit bagi Allah. Manusia bisa jadi menganggap sesuatu sulit, tetapi bagi Allah sangatlah ringan.
Kuncinya adalah apakah seseorang mau mendekati Allah melalui salat Hajat atau tidak?. Orang beriman sejatinya akan selalu bersikap rendah diri di hadapan Allah dan selalu meminta kepada-Nya tanpa melupakan-Nya.
Selain itu, mereka sadar ada kekuatan besar yang melampaui apa pun. Kekuatan yang jika diminta dengan tulus akan selalu diberi. Itulah kekuatan Allah. Rasulullah bersabda: “Apabila kamu ingin meminta tolong, mintalah kepada Allah” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Inilah kunci pembuka atas segala kesulitan, kesusahan, atau yang lainnya dalam kehidupan dunia. Karena itu, Rasulullah menegaskan: “Barang siapa mempunyai kebutuhan (hajat) kepada Allah atau kepada seseorang maka berwudulah dengan sebaik-baiknya, kemudian dirikanlah salat dua rakaat (salat Hajat), lalu memuji Allah (membaca tahmid, tasbih, dan takbir), kemudian membaca selawat” (HR at-Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahu A'lam. (republika.co.id/Salimah)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
