PortalMadura.Com –Pijat kehamilan sering diperdebatkan dan ditentang oleh komunitas kesehatan dalam hal keamanan dan tujuan.
Penelitian modern telah menunjukkan bahwa terapi pijat selama kehamilan bermanfaat untuk pendidikan prenatal dan harus dipertimbangkan dengan cermat.
Pijat kehamilan mengacu pada pijat tangan selama atau setelah kehamilan (pijat prenatal atau postpartum). Pijat kehamilan biasanya berlangsung satu jam. Kehamilan muda merupakan usia di mana kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya sangat rentan.
Satu hal yang harus diperhatikan adalah saat melakukan pemijatan pada tubuh sendiri dan orang lain. Ada beberapa titik akupuntur yang tidak boleh dipijat oleh ibu hamil. Menurut Wayan Sukeria, salah satunya adalah titik antara ibu jari dan telunjuk.
“Ada beberapa titik, seperti di sini yakni sela jempol dan telunjuk tangan. Ini termasuk titik kategori lampu merah, tidak boleh dilakukan stimulasi di titik itu bagi yang tengah hamil muda,” kata Sukeria.
Meski tidak menjelaskan lebih detail mengapa ibu hamil muda tidak boleh memijat bagian ini, Sukria mengatakan ada catatan yang mendukung hal itu.
“Dari catatan akupresur klasik sampai modern, masih disetujui bahwa titik tersebut tidak disarankan bagi yang hamil muda,” lanjutnya saat bertemu di Kintamani, Bali.
Intinya Sukeria menyebutkan, sebenarnya jika sedang tidak hamil, bisa digunakan untuk mengurangi keluhan migrain dan sakit kepala. Nah, ada poin lain yang tidak boleh dipijat oleh ibu hamil muda, yaitu bahu, di atas mata kaki, lalu perut.
Namun, memijat area tersebut bisa memicu kontraksi, kata Sukeria. “Umumnya ibu hamil muda dilarang dipijat,” katanya. Namun, sebelum melahirkan, memijat area tersebut sebenarnya bisa bermanfaat.
Keempat titik tersebut malah membantu agar proses kelahiran berjalan baik. “Kalau yang titik-titik tadi dipijatkan pada hamil tua jelang melahirkan malah baik. Membantu mempercepat proses kelahiran,” tandasnya.
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
