PortalMadura.Com, Pamekasan – Rencana dua kelompok demonstrasi di Pamekasan, Madura, Jawa Timur yang terjadwal hari ini, Jum’at (27/2/2015) gagal.
Berdasarkan informasi dari Polres Pamekasan, dua massa itu meliputi Pergerakan Mahasiswa dan Rakyat (PMR) terkait standarisasi proyek dan dugaan transaksional proyek ke Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang (PU Cikatarung) Jl. Jokotole No. 143 Pamekasan dengan korlap Zainal Abidin.
Kelompok kedua, dari Koalisi Mahasiswa dan Guru (KOMARU) terkait dugaan pengendapan dana fungsional dan mark-up data fungsional oleh Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Jalan Swatantra No. 1 Pamekasan dengan korlap aksi Rahmad Hidayat.
Hari sebelumnya, Kamis (26/2/2015) lima demo yang akan dilaksanakan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), empat diantaranya gagal.
Empat organisasi kemasyarakatan itu meliputi Front Pemberantas Korupsi (FPK) dengan Korlap Sukron Makmun ke Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan terkait program Pendidikan Luar Sekolah.
Kemudian, dari aliansi pemuda pamekasan (ALPPA) dengan korlap Irwan ke Kemenag terkait pencairan sertifikasi dan pungli NUPTK.
Ketiga, dari Forum Kota (Forkot) Korlap Agus Sholeh terkait pungli di kantor imigrasi Pamekasan.
Yang ke empat, dari komunitas pemuda anti korupsi (KOMPAK) dengan korlap Ainul Yakin terkait pengembangan penanganan kasus raskin di sub divre XII Madura.
Gagalnya aksi tersebut muncul isu tak sedap berupa pengkondisian dari sejumlah instansi agar tidak melakukan demonstrasi.
Bahkan, muncul isu satu instansi berani mengeluarkan uang Rp 10 juta agar demonya digagalkan.
Mantan Pengurus Koordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Jawa Timur Syafiuddin, menyayangkan jika isu tersebut benar faktanya.
Menurutnya, saat ini marak aksi demonstrasi yang dilakukan aktivis tidak lagi murni demi keuntungan publik.
“Hal seperti itu menjadi bukti bahwa banyak gerakan extrem parlementer yang sudah keluar dari jalur yang seharusnya. Kita juga berharap agar kita menciptakan gerakan yang damai rahmatan lil alamien, bukan malah menguntungkan kelompok tertentu,” tegas Ketua Forum Pemuda Pamekasan ini.
Sementara itu, Kepala Kemenag Pamekasan, Juhedi, menegaskan, pihaknya tidak pernah melakukan komunikasi untuk menggagalkan aksi tersebut. Apalagi dengan memberikan sejumlah uang.
“Alhamdulillah, saya tidak pernah mengkondisikan. Kami disini hanya tawakkal saja kepada Allah,” bantahnya. (Marzukiy/htn)