3 Cara Bijak Cegah Anak Suka Lukai Diri Sendiri

Avatar of PortalMadura.com
3 Cara Bijak Cegah Anak Suka Lukai Diri Sendiri
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Mempunyai yang tantrum atau bahkan menyakiti diri sendiri ketika depresi pasti menjadi kekhawatiran . Karena bisa jadi ledakan emosi si kecil membahayakan dirinya dan juga orang lain. Jika hal itu terjadi, sebaiknya apa yang harus orang tua lakukan?

Menurut psikolog anak dan remaja dari RaQQi – Human Development & Learning Centre, Ratih Zulhaqqi, jika anak sampai membahayakan dirinya saat tantrum, cobalah berikan pelukan beruang. Peluklah anak dari belakang, seluruh tubuhnya agar si kecil tidak bisa menggerakkan tangan untuk memukul.

Selain itu, orang tua juga diharapkan untuk tidak ikut emosi. Sebab, ledakan emosi orang tua tidak akan membuat keadaan lebih baik. Jadi, sebaiknya biarkan saja anak melampiaskan energinya.

Sebagaiman dilansir PortalMadura.Com, Rabu (30/10/2019) dari laman haibunda.com yang mengutip dari Very Well Family. Berikut cara yang bisa dilakukan orang tua untuk menyikapi anak yang suk menyakiti diri sendiri:

Ciptakan Lingkungan yang Aman Untuk Anak

Ketika anak menemukan banyak cara untuk melukai diri mereka sendiri saat tantrum, maka orang tua harus mencegah itu dengan menciptakan lingkungan yang aman, seperti menjauhkan benda-benda berbahaya dari jangkauan si kecil.

Baca JugaDiduga Ratusan Kios Pasar Tanah Merah Bangkalan Ludes Terbakar

Lindungi dengan Bantuan Fisik

Bunda bisa mencegah mereka memukul dirinya sendiri dengan memblokir tinju atau pukulannya dengan menggunakan tangan Bunda. Tindakan ini juga bisa menenangkan balita dan mencegah cedera. Intinya yaitu bagaimana untuk membuat anak aman, dan melunakkan rasa sakit dan frustrasi yang mereka rasakan.

Bicaralah dengan Kata-kata yang Menenangkan

Coba hibur anak dengan memberitahu bahwa mereka aman dan Anda ada bersamanya. Selain itu, Anda juga bisa memberi mereka sesuatu untuk dipegang, seperti boneka beruang atau secangkir air untuk diminum.

Meskipun Anda ada keinginan untuk mencoba berunding atau memberi nasihat tentang perilaku mereka, namun ini bukan saatnya, Bunda. Lebih penting untuk menenangkan mereka dan mengurangi risiko yang bisa merugikan mereka. Setelah keadaan lebih tenang, barulah Anda mulai mengajarkan anak tentang cara yang sehat untuk mengekspresikan frustrasi.

Anda mungkin bisa memulai dengan mengatakan pada anak, “Bunda bisa melihat kamu benar-benar merasa marah.” Nah, saat anak tahu Anda memahami frustrasi dan kemarahan mereka, mereka cenderung akan menunjukkan kepada Anda betapa sedihnya mereka dan akan berhenti memukuli diri sendiri.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.