PortalMadura.Com – Pada dasarnya, dalam mendidik anak tunaganda atau dengan multi disabilitas harus punya metode tersendiri. Salah satu cara yang bisa orang tua terapkan adalah Multi Disability Visual Impairment atau MDVI, terutama pada anak tunanetra yang juga mengalami ragam disabilitas lain, seperti dikutip PortalMadura.Com, Minggu (17/11/2019), dari laman Tempo.co.
Perlu diketahui, bahwa kondisi multi disabilitas yang bisa menggunakan metode MDVI adalah disabilitas sensorik netra dengan ragam disabilitas lain, seperti disabilitas sensorik tuli (Deaf-Blind), dan disabilitas mental atau disabilitas intelektual, seperti autistik atau down syndrome.
“Karena itu, perlu penanganan khusus dalam mendidik anak anak Multi Disability Visual Impairment,” kata konselor dan pendidik di sekolah khusus anak MDVI Dwi Tuna Harapan Baru, Medan, dokter Sri Melati.
Menurut Sri Melati, ada tiga hal utama yang harus dikondisikan ketika mendidik anak dengan multi disabilitas.
Baca Juga: Moms, Ini 5 Cara Efektif Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus
Berikut ini uraiannya:
Pertama, anak multi disabilitas terutama yang dibarengi dengan kondisi tunanetra, harus menjalani proses pendidikan atau pelatihan di tempat yang konsisten. “Artinya, anak tersebut harus dididik di tempat yang sama dan berulang-ulang,” ujarnya.
Kedua, anak dengan multi disabilitas harus menerima sebuah materi pendidikan atau pelatihan yang sama dan berulang-ulang.
Ketiga, anak dengan multi disabilitas harus menerima proses pembelajaran atau pelatihan dari orang yang sama secara konsisten.
“Tingkat adaptasi anak Multia Disability Visual Impairment cukup rendah, sehingga proses belajar akan menjadi sulit jika mereka merasa tidak nyaman. Maka, ada beberapa hal yang harus konsisten, misalnya orang, tempat, serta kejadian yang dihadapi” ucapnya.
Guru Sekolah Luar Biasa Pembina, Heru Ramdani menambahkan, pengulangan atau repetisi juga menjadi bagian dari upaya membangun mood anak Multi Disability Visual Impairment sebelum melakukan proses belajar. Bila mood anak tidak terbangun dengan baik, dapat dipastikan proses belajar tidak lancar.
“Ada seorang murid saya yang selalu tampak bersedih setiap datang ke sekolah. Nah, ini yang harus dibangun mood dan kemampuan beradaptasinya dengan lingkungan agar bisa mengikuti proses belajar,” ujar Heru.
Selain sekolah khusus, anak dengan multi disabilitas dapat belajar di sekolah luar biasa atau sekolah yang sudah disupervisi oleh lembaga khusus yang menangani anak dengan multi disabilitas.