38 Desa di Sumenep Alami Krisis Air Bersih

Avatar of PortalMadura.com
Masuk Musim Kemarau, BPBD Sumenep Petakan Daerah Rawan Kekeringan
dok. Kepala BPBD Sumenep, Abd Rahman Riadi (Foto : Samsul Arifin @PortalMadura.Com)

PortalMadura.Com, – Sedikitnya 38 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mulai mengalami .

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Abd. Rahman Riadi menyebutkan, dari 38 desa itu meliputi 11 desa kering kritis, 20 desa kering terbatas dan 7 desa kering langka.

“Daerah kering kritis jaraknya dengan mata air di atas 3 ribu meter, kering langka dari 1,5 sampai 3 ribu meter dan kering terbatas dari 500 hingga 1,5 meter,” urainya, Selasa (14/7/2020).

Daerah yang sudah masuk kategori kering kritis, antara lain, Desa Campaka, Lebeng Barat, Montorna, Dusun Platokan Desa Prancak, Desa Basoka, dan Pandian (selatan dan utara) serta Dusun Tanonggul Desa Torbang.

Lokasi tersebut jauh dari sumber mata air sehingga layak disebut daerah (wilayah) mengalami kritis. Upaya untuk mengatasi krisis air bersih, pihaknya telah mengusulkan anggaran dari Dana Tidak Terduga (DTT).

“Kami sudah usulkan rancangan itu kepada pak Sekda selaku Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD),” ujarnya.

Untuk besaran kebutuhan anggaran perlu ada pemetaan terlebih dahulu dengan TAPD. Kebutuhannya disesuaikan dengan bencana (kebutuhan air bersih) warga. Tahun lalu, mencapai Rp 120 juta.

Sebagai persiapan untuk mengatasi krisis air bersih, pihaknya akan meletakkan tandon di berbagai lokasi yang mengalami kekeringan. “Ini bagi daerah yang berstatus siaga darurat kekeringan,” jelasnya.

Pihaknya menyampaikan, pihak desa juga dapat berperan aktif dalam mengatasi kekeringan yang dananya bisa dialokasikan dari Dana Desa (DD) setempat. “Jadi, DD juga bisa digunakan untuk penanganan kekeringan atau kekurangan air bersih,” tandasnya.

Pihaknya memprediksi puncak kekeringan di sejumlah daerah di Kabupaten Sumenep akan terjadi pada bulan Oktober 2020.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.