PortalMadura.Com – Pada umumnya anak sangat suka bermain, entah itu di dalam rumah ataupun di luar rumah. Tapi di sela-sela permainan itu, kadang juga mereka merasa bosan dan pada akhirnya muncullah pertengkaran dengan temannya.
Saat melihat anak bertengkar, pasti orang tua akan berusaha melerainya agar pertengkaran tersebut tidak berlanjut ke arah yang lebih serius. Namun tahukah Anda, cara ini tidak selalu jadi andalan di berbagai situasi. Jusru, cara ini cocok Anda lakukan ketika anak sudah mulai bersikap agresif dan saling melakukan penyerangan fisik.
Tujuannya, tentu saja untuk menghentikan pertengkaran sekaligus mencegah terjadinya cedera. Entah si kecil atau temannya terdorong dan jauh, tergigit, maupun terpukul.
Nah, pada beberapa kasus, Anda tidak harus turun tangan untuk melerai mereka secara langsung. Pasalnya, tidak melerai anak bertengkar, memungkinkan si kecil untuk menyelesaikan masalahnya sendiri sehingga mereka mulai belajar bagaimana cara mengatasi persoalan.
Cara ini bisa Anda terapkan ketika anak baru akan memulai pertengkaran atau jika Anda melihat pertengkaran tidak berpotensi membuat anak melakukan penyerangan fisik, hanya saling menatap tajam atau mengejek.
Pada situasi tersebut, Anda hanya perlu mengawasi dan mencegah terjadinya pertengkaran lewat ucapan. Anda bisa menenangkan keduanya, “Jangan berantem, ya, Ayo gantian mainannya dan baikan”.
Pada beberapa kasus, cara di atas cukup membantu memadamkan pertengkaran. Namun, bila gagal dan si kecil tetap melanjutkan pertengkaran ke suasana yang lebih buruk, Anda bisa melakukan beberapa hal ini:
Pisahkan Keduanya
Dilansir Hellosehat.com, yang dikutip dari laman Children’s Hospital of Pittsburgh, jika terjadi penyerangan fisik, orang tua harus segera melerainya. Jadikan diri Anda sebagai penengah, jika tidak memungkinkan, jauhkan anak dari hadapan teman.
Memindahkan salah satunya ke tempat yang lebih jauh, bisa mencegah mereka saling menyakiti satu sama lain. Bahkan, bukan tidak mungkin apabila mereka tetap dibiarkan akan terjadi hal-hal tidak terduga lainnya.
Tetap Tenang dan Jangan Memihak
Setelah memisahkan anak, orang tua biasanya cenderung juga ikut terbawa suasana dengan memarahi temannya, cara itu justru kurang tepat bagi Anda, sebenarnya Anda harus tetap tenang.
Maksudnya, cara melerai anak yang bertengkar selanjutnya adalah kendalikan diri Anda. Jangan tersulut api emosi, memihak anak, dan memarahi temannya.
Memihak anak, sama saja menganggap bahwa anak membenarkan apa yang dilakukan anak. Ini akan membuat anak semakin tinggi harga dirinya, tidak mau disalahkan, atau tidak meminta maaf lebih dahulu.
Apalagi, jika Anda sampai berteriak atau mengeluarkan kata-kata yang keras pada teman si anak. Tindakan ini akan menjadi contoh bagi anak ketika berhadapan dengan hal yang sama.
Teman si anak juga akan merasa tidak senang dan bertambah marah, ia bisa saja melakukan penyerangan fisik lagi dan semakin sulit untuk dilerai. Lebih buruknya, pertemanan anak dan temannya akan memburuk.
Diskusi untuk Menyelesaikan Masalah
Bagi anak, pertengkaran adalah hal yang rumit untuk diselesaikan. Walaupun permasalahannya hanya karena salah satunya tidak ingin meminjamkan mainan secara bergantian.
Nah, cara melerai anak yang bertengkar selanjutnya adalah mengajak keduanya berdiskusi saat suasananya sudah cukup tenang. Tanyakan alasan kenapa mereka bertengkar.
Ketimbang menyalahkan salah satunya, cobalah untuk menjelaskan solusi untuk menyelesaikan masalah mereka. Jelaskan pada mereka bahwa berteriak, menangis, memukul, menggigit, atau menjelekkan satu sama lain bukanlah suatu penyelesaian.
Baca Juga : 5 Dampak Negatif Anak yang Tak Bisa Kontrol Emosi
Anda mungkin butuh menjelaskannya pelan-pelan bagaimana cara mereka untuk menyelesaikan masalah. “Kalau kalian bertengkar karena mainan, kan bisa saling pinjam. Adit bisa main dan Budi bisa main, kan. Jadi, nggak perlu berantem ya”.
Minta Keduanya untuk Berbaikan
Cara melerai anak yang bertengkar tidak hanya selesai pada tahap diskusi menyelesaikan masalah. Anda perlu memastikan keduanya saling memaafkan dan kembali bermain.
Jadi, saat sudah menyelesaikan masalah, ajak keduanya untuk saling berdiri berhadapan. Kemudian, minta mereka untuk saling mengulurkan tangan sebagai simbol saling memaafkan. Lalu, minta anak dan temannya secara bergantian untuk mengakui kesalahannya dan mengucapkan permintaan maaf.
Setelah ini, anak mungkin masih menarik diri tidak ingin bermain bersama. Namun, situasi ini akan hilang dengan sendirinya dan Anda tidak perlu khawatir karena tidak lama si kecil akan kembali bermain riang gembira dengan temannya.