PortalMadura.Com – Autisme merupakan gangguan perkembangan otak yang mempengaruhi kemampuan penderita dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Jika hal itu terjadi pada buah hati Anda, tidak perlu khawatir atau bahkan berputus asa. Karena ternyata, ada terapi yang bisa Anda lakukan.
Untuk mengoptimalkan potensi anak autisme perlu dilakukan perawatan standar. Jenis terapinya juga bermacam-macam sesuai kebutuhan si kecil. Hal ini dijelaskan psikolog Rosdiana Setyaningrum, M.Psi, MPHEd.
Bagi orang tua yang memiliki anak autis sebaiknya terapi dilakukan sedini mungkin. Sebab, otak anak memiliki perkembangan pesat hingga usia lima tahun. Tidak hanya itu, dalam mengikuti terapi harus sampai tuntas. Sebab, jika berhenti di tengah jalan, bisa menurunkan kemampuan sang anak.
Sebagaimana dilansir PortalMadura.Com, Rabu (18/9/2019) dari laman haibunda.com yang dikutip dari Web MD, ada beberapa jenis terapi untuk anak autis. Apa saja? Berikut ini penjelasannya:
Terapi Okupasi
Terapi ini bertujuan mengatur koordinasi motorik halus dan motorik kasar bisa selaras. Dengan terapi ini, anak diharapkan bisa lebih baik dalam tugas sehari-hari, seperti belajar mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, atau memegang garpu dengan benar. Terapi ini bisa melibatkan apa pun yang berhubungan dengan sekolah, pekerjaan, atau permainan.
Terapi Berbicara
Terapi ini membantu anak-anak untuk berbicara, serta berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Ini dapat melibatkan keterampilan non-verbal, seperti melakukan kontak mata, bergantian dalam percakapan, dan menggunakan serta memahami gerakan. Mungkin juga mengajarkan anak-anak untuk mengekspresikan diri menggunakan simbol gambar, bahasa isyarat, atau komputer.
Kelas Keterampilan Sosial
Kelas ini bentuknya kelompok atau bisa juga per-individu di rumah, sekolah, atau komunitas. Tujuannya untuk meningkatkan bagaimana seorang anak berinteraksi secara sosial dan membentuk ikatan dengan orang lain. Kegiatan belajar biasanya melalui permainan peran atau latihan, dan dipandu seorang terapis. Meski demikian, peran orang tua juga penting, karena pelatihan orang tua adalah kunci untuk membantu anak meningkatkan keterampilan sosial.
Baca Juga: Orang Tua, Kenali 3 Gejala Autisme Pada Anak Sejak Dini
Terapi Menunggang Kuda
Dokter juga menyebutnya hippotherapy. Di sini, anak mengendarai kuda di bawah bimbingan seorang terapis. Berkuda merupakan bentuk terapi fisik karena pengendara perlu bereaksi dan menyesuaikan diri dengan pergerakan hewan. Penelitian menunjukkan, terapi ini membantu anak-anak dari usia 5 hingga 16 meningkatkan keterampilan sosial dan berbicara mereka. Ini juga dapat membantu mereka menjadi tidak mudah marah dan hiperaktif.
Analisis Perilaku Terapan (ABA)
Applied Behaviour Analysis (ABA), merupakan terapi terstruktur yang fokusnya mengajarkan berbagai keterampilan khusus dan berprilaku positif untuk anak autis. Terapi ini mengajarkan anak soal komunikasi, keterampilan sosial, perawatan pribadi, pekerjaan sekolah, merespons orang, hingga mendeskripsikan sesuatu.
Orang tua dan pengasuh juga akan dilatih, sehingga mereka dapat memberikan umpan balik kepada anak autis dari waktu ke waktu. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang menerima ABA lebih awal dan intensif dapat memperoleh manfaat besar.