6 Makam Bersejarah dan Keramat di Madura Untuk wisata Religi

Avatar of PortalMadura.com
6 Makam Bersejarah dan Keramat di Madura Untuk wisata Religi

PortalMadura.com– Salah satu kearifan lokal yang masih dijaga warga Madura saat pulang ke kampung halamanya, yakini mengunjungi makam-makan keramat atau bersejarah yang terdapat di Madura.

Makam-makam tersebut umumnya adalah makam para ulama dan kyai yang berperan menyebarkan agama Islam. Makam para kyai atau wali dalam Bahasa Madura juga sering disebut dengan Buju', sedangkan kompleks makam disebut “pasarean”.

Ada juga makam para raja yang sempat memerintah di Kerajaan Madura. Berikut enam makam yang banyak dikunjungi saat mudik di Madura:

1. Makam

Makam Syaikhona Kholil

Di kalangan umat Islam, khususnya Warga Nahdliyyin (NU), Raden Kyai Haji Kholil atau yang biasa disapa Mbah Kholil sangat terkenal karena beliau adalah guru dari pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari. Makamnya terletak di dalam masjid Desa Mertajasah Kecamatan Kota Kabupaten Bangkalan.

Syaikhona Kholil lahir pada hari Selasa tanggal 11 Jumadil Akhir 1235 H atau 27 Januari 1820 M, Abdul Lathif seorang Kyai di Kampung Senenan, Desa Kemayoran, Kecamatan Bangkalan, Kabupaten Bangkalan, ujung Barat Pulau Madura, Jawa Timur.

Beliau berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, KH. Abdul Lathif, mempunyai pertalian darah dengan Sunan Gunung Jati.

Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmu agama ke sejumlah pesantren di Bangkalan. Diantaranya Tuan Guru Dawuh di Desa Majaleh, Bangkalan, Tuan Guru Agung atau Bhujuk Agung.

Masa belajar Syech Kholil atau Syaikhona Kholilditempuh dalam kurun waktu 6 tahun, dimulai sekitar 1852 sampai 1858 M. Selanjutnya, Syech Kholil atau Syaikhona Kholil memperdalam ilmunya ke Mekkah di tahun 1859 M. Setibanya disana Beliau bergabung dengan Syekh Abdur Rouf Singkeli, KH. Asnawi Banten, Syaikh Nahrawi, KH. Asnawi Kudus, Syaikh Abdul Ghoni, Bima dan yang lainnya.

 

2. Pasarean

pasarean batu ampar pamekasan madura Pasarean Batu Ampar terletak di Desa Pangbatok, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan

Istilah Batu Ampar sendiri berasal dari Bahasa Madura yaitu “Bato” yang berarti batu dan “Ampar” yang berarti berserakan namun teratur seperti halnya permadani yang dihamparkan.

Di kompleks makam ini terdapat 6 makam aulia atau wali Allah yang dalam Bahasa Madura disebut Bujuk. Mereka adalah makam Syekh Abdul Manan (Bujuk Kosambi), Syekh Basyaniyah (Bujuk Tumpeng), Syekh Abu Syamsudin (Bujuk Lattong), Syekh Husen, Syekh Moh. Romli dan Syekh Damanhuri. Karomah dari tempat ini dipercaya akan mendatangkan keberkahan bagi para peziarah yang telah berkesempatan berdoa di tempat ini.

3. Makam

makam rato ebu pasarean aer mata arosbaya bangkalan maduraMakam Rato Ebu terletak didalam kompleks Pasarean “Aer Mata” yang juga meruapakan makam raja-raja Bangkalan, terletak 25 km arah Utara kota Bangkalan, tepatnya di desa Buduran Kecamatan, Arosbaya Kabupaten Bangkalan.

Makam Rato Ebu adalah makam seorang wanita mulia bernama Syarifah Ambami, beliau merupakan keturunan Sunan Giri Gresik ke 5.

4.

makam sunan cendana kwanyar bangkalan madura

Sunan Cendana bernama asli Syeikh Zainal Abidin, Ia keturunan ke-25 dari Nabi Muhammad dan merupakan cucu dari Sunan Ampel.

Dijuluki Sunan Cendana karena ia bertapa di pohon cendana, sehingga masyarakat menyebutnya Sunan Cendana.

Objek wisata religi ini berada di desa Ketetang Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan.

 

5. Syekh Yusuf Talango

Syekh Yusuf Talango. Makam-Sayyid-Yusuf

Kompleks Asta Syekh Yusuf terletak di Desa Talango, Kecamatan Talango, Pulau Poteran/Talango, Kabupaten Sumenep.

Sayyid Yusuf sendiri dikenal sebagai salah satu tokoh penyebar Islam di Nusantara. Menurut cerita turun temurun asal mula Asta Sayyid Yusuf bermula ketika Raja Sumenep yaitu Sri Sultan Abdurrahman Pangkutaningrat, beserta rombongannya yang terdiri dari para prajurit berangkat dari keraton Sumenep bermaksud menyebarkan agama islam ke pulau Bali.

Dalam perjalanan Sri Sultan Abdurahman dikejutnya oleh adanya cahaya di tengah lautan dan karena penasaran maka Sri Sultan Abdurahman menjumpainya ternyata sebuah sosok jenazah yang memancarkan sinar maka dibawalah ke pulau Talango untuk dimakamkan, setelah dimakamkan selesai berdoa tiba-tiba jatuhlah selembar daun kelor dengan bertuliskan “Hadz Maulana Sayyid Yusuf Bin Ali Bin Abdullah Al Hasan” karena yakin beliau adalah ulama yang mempunyai karomah luar biasa maka Sri Sultan Abdurahman membuatkan batu nisan atas nama beliau.

6. Asta Tinggi

Asta Tinggi Sumenep Madura

Asta Tinggi merupakan sebuah kawasan pemakaman khusus para raja Sumenep dan keluarganya yang terletak di dataran tinggi bukit Kebon Agung Sumenep.

Asta Tinggi dibangun sekitar tahun 1750M. Kawasan Pemakaman Asta Tinggi rencana awalnya oleh Panembahan Somala dan dilanjutkan oleh Sultan Abdurrahman Pakunataningrat I dan Panembahan Natakusuma II.

Selain memiliki nilai sejarah dan keramata, Asta Tinggi juga menjadi lokasi yang menunjukkan kejayaan kerajaan sumenep. Hal tersebut terlihat dari bentuk ornamen yang terdapat di dalam kompleks makam, dengan hadirnya Cina, Eropa, Arab dan Jawa.(fir)

 

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.