8 Penyebab Hati Selalu Gelisah

Avatar of PortalMadura.com
8 Penyebab Hati Selalu Gelisah
ilustrasi

PortalMadura.Com – Hati atau qalb merupakan sesuatu yang bolak-balik, tidak berpendirian tetap, dan selalu berubah-ubah. Misalnya, pagi dalam taat kepada Allah SWT, sore kembali berbuat maksiat. Kemarin sudah bertaubat, hari ini kembali berbuat dosa.

Seiring perubahan tersebut, akhirnya bukanlah hal yang aneh, jika kemudian hati menjadi gelisah. Tanda kegelisahan hati adalah hidup yang terasa hambar. Segala sesuatu dijalani dengan hampa. Makan tidak enak, tidur pun tidak nyenyak. Oleh karena itu, saatnya Anda perlu mengenali mengapa hati selalu gelisah.

Berikut delapan :

Banyaknya Dosa
Disadari atau tidak, ketika seorang mukmin berbuat dosa, maka akan diliputi oleh rasa bersalah. Dengan demikian, hati pun menjadi gelisah. Hidupnya dalam keterasingan.

Ibnu Qayyim berkata: ”Jika kamu menemukan keterasingan karena perbuatan dosa, maka segera tinggalkan dan jauhi dosa serta maksiat. Hati tidak akan tenang dengan perbuatan dosa”.

Kurang Bersyukur
Padahal, Allah menciptakan segala sesuatu, termasuk semua yang ada di langit dan yang ada di bumi, dengan penuh kasih sayang dan hanya untuk manusia.

”Dan tidak ada binatang melata pun yang hidup di muka bumi ini melainkan Allah yang memberinya rezeki …” (QS Hud : 6).

Banyak Menuntut
Bisa dipastikan hati akan selalu gelisah jika seseorang berpikir harus memiliki segala sesuatu, sementara ia tidak mempunyai kemampuan dan daya tunjang yang memadai untuk meraihnya.

Cinta Dunia
Rasulullah mengkhawatirkan umatnya yang mencintai dunia secara berlebihan. ‘‘Yang paling aku takutkan dari umat sepeninggalanku adalah jika kesenangan dunia dan hiasannya dibuka untuk kalian” (Muttafaq ‘Alaih).

Terlalu Berharap pada Manusia
Seseorang yang bergantung pada selain Allah, hanya akan kecewa. Allah berfirman: “Hai manusia, kamulah yang membutuhkan Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” (QS. Fathir : 15).

Berbuat Zalim
Menzalimi orang, itu artinya meninggalkan perasaan tidak enak. Karena itu, segeralah meminta maaf. Karena, meminta maaf dekat dengan ketakwaan yang pada akhirnya menimbulkan ketenangan.

“Jika kamu menceraikan isteri-isterimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika isteri-isterimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat segala apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Baqarah : 237).

Lemah Iman
Seseorang yang lemah iman akan mudah mengeluh dan menyalahkan keadaan. Bahkan, orang yang lemah iman tidak yakin dengan kemahakuasaan Allah. Padahal, hidup dan mati, rezeki dan jodoh manusia, semua sudah diatur dan ada dalam kekuasaan Allah SWT.

Tidak Sungguh-sungguh Beriman
Tidak sungguh-sungguh dalam menaati syariat Allah, malas beribadah, dan enggan bertaubat kepada-Nya. Hal itu tampak pada banyaknya tindakan maksiat yang dikerjakan setiap harinya. (republika.co.id/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.