PortalMadura.Com, Sampang – Suntik vaksin virus corona (Covid-19) bagi siswa SMPN 1, Kecamatan Kota Sampang, Madura, Jawa Timur, mencapai 90,8 persen.
Kepala SMPN 1 Sampang, Teguh Suparyanto menyampaikan, suntik vaksin Covid-19 terhadap siswa sebagai upaya membentuk herd immunity atau kekebalan kelompok pada tubuh dan menjaga kesehatan.
Tenaga kesehatan yang bertugas pada kegiatan suntik vaksin melibatkan Puskesmas Kamoning, Sampang.
Suntik vaksin bagi siswa, kata dia, juga disebut sebagai upaya melindungi kesehatan dan mencegah penularan virus corona pada klaster sekolah di wilayah Sampang.
Mereka disuntik vaksin di aula SMPN 1 Sampang melalui proses pendataan, screening, pemeriksaan kesehatan, penyuntikan dan pemberian sertifikat vaksinasi.
“Gelaran vaksinasi kedua dan dosis kedua. Kegiatan ini, kami laporkan ke Diknas. Kesadaran pelajar dan wali siswa meningkat untuk ikut suntik vaksin,” katanya, Selasa (7/9/2021).
Sedangkan sasaran kegiatan suntik vaksin siswa SMPN 1, lanjut Teguh mencapai 867 orang. Selesai vaksin 787, dan belum vaksin 80 siswa. Di antara mereka ada yang suntik vaksin mandiri, 12 siswa.
“Capaian suntik vaksin untuk siswa 90.8 persen. Sisa belum disuntik hanya 9.2 persen,” ungkapnya.
Teguh mengaku, beberap peserta didik belum menjalani suntik vaksin dengan alasan atau kendala tertentu. Dan akan dikonsultasikan dengan Diknas.
“Satu siswa belum usia 12 tahun, satu siswa takut, dua memiliki riwayat, dan 76 siswa kurang paham,” imbuhnya.
“Demi kekebalan tubuh dan kesehatan, mari ikut suntik vaksin, tidak perlu ragu dan takut karena vaksin aman dan halal,” katanya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Kamoning, Sampang, Dr. Intan Ratnasari memaparkan, sinergitas pada vaksinasi pelajar merupakan pilot project percontohan terhadap lembaga yang lain, serta wali siswa sadar dan paham tentang vaksin Covid-19.
Siswa diminta, wali dan guru agar disiplin Protokol Kesehatan (Prokes) dengan memakai masker, menjaga jarak sosial, hindari kerumunan dan mobilisasi.
“Tenaga kesehatan sifatnya memfasilitasi. Karena ini, bagian dari bentuk jemput bola dan upaya pendekatan layanan kesehatan,” katanya.(*)