Mengenal RA Lasminingrat, Pejuang Emansipasi Perempuan Sunda

Avatar of PortalMadura.com
Mengenal RA Lasminingrat, Pejuang Emansipasi Perempuan Sunda
Mengenal RA Lasminingrat, Pejuang Emansipasi Perempuan Sunda

PortalMadura.com- hari ini menampilkan ilustrasi seorang perempuan yang memakai baju adat Sunda. Siapa dia? Ternyata, itu adalah yang ulang tahun ke-169 diperingati hari ini.

RA Lasminingrat adalah pejuang emansipasi perempuan pertama dari Tanah Sunda sebelum era RA Kartini. Lahir pada 29 Maret 1854, ia merupakan sosok yang patut dikenal dan dihargai atas perjuangannya dalam kemajuan pendidikan di Indonesia.

Perjuangan RA Lasminingrat

RA Lasminingrat adalah seorang perempuan asli Garut, Jawa Barat, yang memperjuangkan kemajuan pendidikan di Tanah Air. Ia dikenal luas melalui kecerdasannya di bidang sastra dan menjadi satu-satunya perempuan pribumi yang mampu membaca, menulis, dan berbahasa Belanda pada zamannya.

Lasminingrat merupakan sosok penting dalam gerakan emansipasi perempuan di Jawa Barat pada awal abad kedua puluh. Bersama dengan Dewi Sartika, ia berjuang untuk memberikan akses pendidikan kepada perempuan Sunda yang saat itu dianggap sebagai warga negara kelas dua.

Lasminingrat lahir dari keluarga bangsawan dan ayahnya, Raden Moehammad Moesa, adalah seorang hofdpanghulu yang sangat dihormati masyarakat. Ayahnya juga dikenal sebagai sahabat karib K.F. Holle, seorang pengusaha kebun teh Belanda yang juga tokoh berpengaruh dalam sejarah sastra Sunda, serta Levyssohn Norman, seorang pejabat Belanda di Sumedang.

Keluarga Lasminingrat terpengaruh dengan pola pikir modernitas yang dipengaruhi oleh persahabatan ayahnya dengan orang Belanda. Lasminingrat bahkan belajar membaca, menulis, dan pengetahuan umum lain, termasuk Bahasa Belanda, di rumah Levyssohn Norman. Kondisi ini memungkinkannya untuk lebih mudah diterima di lingkungan orang-orang Belanda.

Dari kecil, ia telah dikenal sebagai siswa teladan dan memiliki cita-cita mulia untuk memajukan kaum perempuan melalui pendidikan.

Namun, untuk mengenyam pendidikan tinggi, ia harus berpisah dari keluarganya dan pergi ke Sumedang. Di sana, ia diasuh oleh teman ayahnya yang merupakan orang Belanda, Levyson Norman. Setelah menyelesaikan pendidikannya, ia kembali ke Garut dan banyak menulis buku-buku berbahasa Sunda.

Karya-karya RA Lasminingrat

Salah satu karya terkenal RA Lasminingrat adalah buku ‘Carita Erman', yang merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid, diterbitkan pada tahun 1875.

Buku ini dicetak sebanyak 6.015 eksemplar dalam bahasa aksara Jawa, lalu pada tahun 1922 dalam aksara Latin. Selain itu, pada tahun 1876, ia juga menerbitkan buku ‘Warnasari atawa Roepa-roepa Dongeng Jilid 1' dalam aksara Jawa.

Berkat karya-karyanya, ia kemudian mendapat julukan sebagai ‘Ibu Literasi Pertama Indonesia'. Tak hanya itu, pada tahun 1907, ia juga mendirikan Sekolah Keutamaan Istri Lasminingrat di ruang gamelan Pendopo Garut.

Kegigihannya dalam menjunjung pendidikan perempuan mendapat dukungan dari pemerintah Hindia Belanda, sehingga cabang-cabang Sekolah Utama Istri dibangun di beberapa daerah, termasuk Tarogong, Bayongbong, Cikajang, hingga ke kota-kota seperti Tasikmalaya, Sukabumi, Purwakarta, dan Rangkasbitung.

Karya-karya Lasminingrat tersebut menunjukkan peran pentingnya dalam mendorong pendidikan bagi perempuan Sunda. Ia melalui tulisannya mampu memberikan inspirasi dan motivasi bagi perempuan-perempuan Sunda untuk meraih pendidikan dan mengangkat martabatnya di tengah masyarakat yang pada masa itu masih konservatif.

Selain itu, karya-karyanya juga memberikan kontribusi dalam perkembangan sastra Sunda pada masa itu. Karya-karyanya menjadi bukti bahwa perempuan Sunda mampu menciptakan karya sastra yang tak kalah baik dengan karya sastra yang dibuat oleh laki-laki pada masa itu.

Meski Lasminingrat sudah lama meninggal, karya-karyanya tetap hidup dan menjadi bagian dari warisan kebudayaan Indonesia. Ia layak dihormati sebagai salah satu sosok pahlawan pendidikan dan sastra Indonesia yang telah berjuang untuk kemerdekaan perempuan dan perkembangan sastra Sunda.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.