Akademisi Ingatkan Penerapan ‘New Normal’ di Madura, Jika Tidak Ingin Seperti Korea Selatan

Avatar of PortalMadura.com
Akademisi Ingatkan Penerapan 'New Normal' di Madura, Jika Tidak Ingin Seperti Korea Selatan
Alvin Sugeng Prasetyo

PortalMadura.Com, – Ambruknya perekonomian menjadi salah satu dampak cukup serius pada masa pandemi Covid-19.

Di Madura, mencapai 177 positif Covid-19 berdasarkan peta sebaran Covid-19 Pemprov Jatim di laman infocovid19.jatimprov.com, Senin (8/6/2020) siang.

Sementara di tengah kasus Covid-19 di Madura yang sedang pesat-pesatnya mengalami peningkatan, Pemerintah RI menggulirkan kebijakan the new normal life (tatanan kehidupan baru).

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo Madura (FEB UTM), Alvin Sugeng Prasetyo, mengulas dan menyampaikan pandangannya soal penerapan New Normal Life di Madura.

Kondisi Perekonomian Madura

Kasus corona sangat memprihatinkan di Madura meski masing-masing kabupaten sudah melakukan kebijakan yang dianggap terbaik untuk mencegah dan menekan jumlah kasus baru.

Kondisi di Madura, mungkin tidak separah di Surabaya Raya, sehingga PSBB di wilayah Madura tidak diberlakukan.

Diharapkan masyarakat Madura tetap menjalankan protokol kesehatan dimanapun itu. “Jika masyarakat Madura patuh akan aturan yang sudah diberikan, insya Allah jumlah kasus baru akan semakin menurun,” katanya.

Selanjutnya, sampai saat ini Covid-19 dirasa berdampak cukup signifikan terhadap melemahnya aktivitas sosial ekonomi, khususnya yang berada di perkotaan.

Regulasi pemerintah masing-masing kabupaten untuk pencegahan Covid-19 itu tajam di perkotaan tapi masih tumpul di pedesaan.

Kondisi ini menyebabkan pelaku usaha menengah ke atas di perkotaan lebih terdampak, dibandingkan dengan PKL.

Pelaku usaha menengah atas ini banyak mempekerjakan karyawan, dengan regulasi yang diberikan pemerintah masing-masing kabupaten.

“Jadi, jelas menyebabkan pembatasan usaha bahkan sampai menghentikan sementara usahanya. Ini berimbas pada pemutusan hubungan kerja, sehingga pengangguran meningkat,” kata Alvin Sugeng Prasetyo.

Untuk mengurangi kondisi tersebut, disiasati dengan berjualan daring supaya pendapatan tetap ada. Kalau PKL pasti masih ramai sekali, bahkan pembelinya masih tidak menjalankan protokol kesehatan yang disarankan oleh WHO.

Dari sisi sektoral, Alvin Sugeng Prasetyo memprediksi, selama pandemi produktivitas sektor pertanian di Madura tidak mengalami penurunan.

Justru, kata dia, sektor pertanian menjadi penyangga ekonomi masyarakat kelas bawah, sehingga pendapatan tetap ada.

Selain itu, bahan pangan memang tidak dilarang beroperasi, meskipun ada daerah yang melakukan PSBB, hanya saja mungkin mengalami delay atau keterlambatan pengiriman, tapi pendapatan masyarakat masih tetap ada.

Lalu, ada bansos dan BLT yang diberikan oleh pemerintah, juga menjadi tambahan pendapatan bagi masyarakat Madura.

New Normal dan Perekonomian

New normal lebih sebagai upaya untuk mendorong pemulihan ekonomi, meskipun penanganan Covid-19 juga berjalan. Dalam new normal nanti tidak boleh mengorbankan salah satu, ekonomi atau kesehatan, harus berjalan seimbang dan berkesinambungan.

“Ini merupakan imbas dari efek domino yang ditimbulkan oleh Covid-19,” kata dia.

Bahaya jika tidak menerapkan new normal, sebab anggaran pemerintah terkuras habis. Defisit anggaran nasional sudah melebar hampir 7 persen PDB. “Ini batas yang cukup mengkhawatirkan, tapi bagaimana lagi ini menjadi salah satu jurus yang dapat menyelamatkan krisis ekonomi dan kesehatan,” ujarnya.

Lantas, bagaimana dengan persiapan new normal di wilayah Madura?

Sejauh ini, harus dipastikan dengan benar apakah Covid-19 di Madura sudah terkendali atau belum, jika sudah terkendali, maka bisa diterapkan, namun jika jumlah kasus masih terus meningkat, dan dipaksakan menjalankan new normal, nanti dikhawatirkan justru akan meningkatkan kasus Covid-19 yang mungkin akan semakin tidak terkendali, lebih parah dibandingkan dengan saat ini. Hal ini malah akan memperparah lebih dalam kinerja ekonomi wilayah Madura.

Contoh di , dalam sehari penerapan new normal, kasus terkonfirmasi Covid-19 justru semakin meningkat signifikan.

Maka, jika new normal nanti memang diterapkan di Madura, pola perilaku masyarakat di Madura pasti juga akan berubah, misalnya ketika di rumah makan diberikan batasan waktu, duduknya berjarak, masuk restoran harus cuci tangan dan menggunakan masker, begitu juga ketika sekolah atau perkuliahan dibuka kembali harus menaati protokol kesehatan.

Kondisi ini tidak lagi seperti sebelum pandemi menyerang. New Normal juga menjadi harapan untuk meningkatkan perekonomian keempat kabupaten di Pulau Madura, meskipun pulih secara perlahan. “New Normal dapat meningkatkan kembali PAD,” pungkasnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.