PortalMadura.Com, Sampang – Aksi teroris dengan cara bunuh yang terjadi Surabaya dan Sidoarjo dinilai tidak berpengaruh terhadap stabilitas gerakan politik dan demokrasi, khususnya pada Pilkada Sampang, Madura, Jawa Timur.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sampang, Syamsul Muarif berpandangan, bahwa konteksnya jauh berbeda antara aksi terorisme dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018.
“Jadi, tidak ada kaitan langsung dengan peristiwa teror yang baru-baru ini sudah beberapa kali terjadi. Karena, terorisme berkaitan masalah keyakinan seseorang terkait pemahaman kegamaan,” terangnya, Jumat (18/5/2018).
Disampaikan, pemilihan kepala daerah merupakan kegiatan rutinitas politik yang tidak berhubungan dengan urusan keyakinan. Serta tahapan (Pilkada,red) tetap berjalan sebagaimana mestinya walaupun ada aksi terorisme.
“Bagi kami, sama sekali tidak ada pengaruh apapun untuk menjalankan tahapan-tahapan Pilkada. Semua, berjalan sesuai rencana,” tandasnya pada PortalMadura.Com.
Menurutnya, Pilkada harus dimaknai bagaimana masyarakat memahami demokrasi, sehingga masyarakat memiliki kesadaran dan bijak berpartisipasi.
“Tentu masyarakat harus menyikapinya dengan arif dan tidak terpengaruh dalam hal partisipasi pada Pilkada akibat peristiwa aksi terorisme,” lanjutnya.
Menurutnya, dari pihak kepolisian pun tidak ada warninng untuk meningkatkan pengamanan dan kewaspadaan yang berlebihan bagi KPU. (Rafi/Nanik)