Anak Pura-pura Menangis? Ini Penyebab dan Cara Atasinya

Avatar of PortalMadura.com
Anak Pura-pura Menangis Ini Penyebab dan Cara Atasinya
Ilustrasi (Popmama.com)

PortalMadura.Com – Menangis sudah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh anak-anak. Entah karena ia menginginkan sesuatu atau merasakan ada yang terjadi pada dirinya.

Namun, tidak jarang juga ditemui anak yang hanya pura-pura menangis alias air mata palsu untuk mengelabuhi orang tuanya. Apakah Anda salah satu orang yang mengalami demikian?.

Apabila sikap anak yang demikian dibiarkan, biasanya ia semakin menjadi-jadi atau tantrum. Oleh karena itu, orang tua perlu tahu penyebabnya sehingga mudah penanganannya.

Lalu, bagaimana caranya?. Untuk mengetahui lebih jelasnya, mari simak penjelasan berikut ini:

Dilansir PortalMadura.Com, Jumat (6/12/2019) dari laman Haibunda.com, Founder Parenting Network dari Toronto, Beverley Cathcart-Ross mengatakan, jika perilaku ini cukup umum terjadi pada anak-anak.

Menurutnya, ini sering terjadi pada anak-anak yang kurang verbal. Mereka tidak dapat menemukan kata-kata untuk mengekspresikan diri. Maksudnya, ia kesulitan untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya itu sehingga dengan cara menangis ia bisa mengutarakannya.

“Air mata adalah cara terbaik untuk menarik perhatian orang tua. Anak kadang-kadang menafsirkannya sebagai rasa cinta dan penegasan kalau orang tua peduli pada mereka,” kata Cathcart-Ross, dikutip dari Today’s Parents.

Namun, bisa saja si kecil melakukannya untuk memanipulasi orang tua agar menuruti apa yang mereka inginkan. Banyak anak yang secara tidak sengaja dilatih, contohnya kalau mereka jatuh, maka harus melihat ke orang tua untuk melihat reaksinya.

Jika orang tua terlihat kesal atau kaget, mereka pikir itu waktu tepat untuk menangis. Tidak hanya itu, bahkan jika mereka jatuh dan tidak terluka.

“Dengan pura-pura menangis artinya mereka mendapat lebih banyak perhatian,” ujar Cathcart-Ross.

Cathcart-Ross mendorong orang tua untuk mengabaikan rasa bersalah yang disebabkan air mata palsu. Reaksi simpati atau perhatian ekstra mungkin menghambat berkembangnya perilaku si kecil.

“Sebagian besar anak yang berusia kurang dari dua setengah tahun akan bergantung pada masalah, bukan membicarakannya. Jika bisa, cobalah untuk memulai dialog, misalnya jika anak jatuh, tanyakan ‘Apakah kamu baik-baik saja?’ atau beri dukungan agar dia bangun,” paparnya.

Jadi, ada kalanya anak diajarkan untuk berusaha sendiri. Karena, penting bagi anak untuk percaya bahwa mereka mampu menangani masalahnya sendiri. Dengan begitu, mereka dapat mengembangkan rasa percaya diri dari semua masalah dan kesulitan.

Sedangkan menurut psikolog Samantha Rodman, PhD mengatakan, jika anak menangis palsu bisa merespons seolah-olah air mata itu nyata. Tapi, tentu saja tidak berarti kita menyerah dan menuruti permintaan anak.

Baca Juga : 5 Tips Jitu Atasi Anak yang Suka Berteriak dan Menangis Saat di Tempat Umum

“Setelah anak tenang, orang tua bisa berdiskusi dan usahakan tidak mengungkit bagaimana dia menangis palsu,” kata Rodman, dilansir Huffpost.

Walaupun air mata anak palsu, perasaan yang mendasarinya adalah nyata. Anak jelas membutuhkan kenyamanan yang dituangkan dalam tangisan.

Sebenarnya, anak yang demikian cukup cerdas dan adaptif dalam mengatasi masalah dengan menangis palsu. Tindakan itu bisa menjadi caranya untuk mendapatkan kenyamanan.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.