Antartika, Laboratorium Alami Terbesar di Dunia

Avatar of PortalMadura.com
Antartika, laboratorium alami terbesar di dunia
Tim Turki di Antartika (Foto file - Anadolu Agency)

PortalMadura.Com, telah lama menjadi fokus para penjelajah dan tim riset ilmiah karena geografi dan iklimnya yang menantang.

Tidak terkecuali tim ilmuwan Turki yang merupakan bagian dari Ekspedisi Sains Antartika Nasional ke-3 yang didampingi oleh tim jurnalis dari Anadolu Agency, yang meliput kemajuan mereka dan mengumpulkan data di benua beku itu.

Sebagai benua terbesar kelima di bumi, Antartika membentang seluas 14 juta kilometer persegi terletak di Belahan Bumi Selatan, dengan 98 persen dari total luas daratannya tertutup es dan mengandung hingga 90 persen dari keseluruhan air tawar Bumi. dilaporkan Anadolu Agency, Jumat (15/2/2019).

Daratan luasnya juga menyediakan area untuk tempat bersarang dan berkembang biak bagi berbagai satwa liar.

Suhu terendah di benua itu tercatat di Stasiun Vostok Rusia pada 1983, yaitu -89,2 derajat Celcius (-128,6 Fahrenheit) sementara suhu tertinggi yang pernah tercatat di sana adalah 14,5 derajat Celcius (58 derajat Fahrenheit).

Digambarkan sebagai gurun terbesar di bumi, Antartika adalah benua terdingin, tertinggi, paling berangin dan paling kering.

Sisa-sisa es dan sedimen di Antartika mengungkapkan petunjuk tentang sejarah dunia dan kemungkinan perubahan iklim, sementara mikroorganisme yang ditemukan di benua itu memiliki nilai tinggi karena enzimnya yang digunakan untuk memproduksi antibiotik.

Benua yang dilestarikan untuk kemanusiaan

Antartika, yang tidak memiliki penduduk asli dan tidak diperintah oleh Negara mana pun, disebut sebagai benua perdamaian dan sains.

Benua itu telah berfungsi sebagai zona penelitian ilmiah sejak penandatanganan Perjanjian Antartika pada 1959, yang ditandatangani oleh 53 Negara.

Dewan Pengelola Program Antartika Nasional (COMNAP), yang dibentuk pada 1988, terdiri dari 30 anggota yang memiliki lebih dari 100 pangkalan ilmiah di daerah-daerah yang cukup sejuk di benua itu.

Turki juga mengambil bagian dalam studi ilmiah di Antartika.

Sebuah proyek yang didukung oleh Kepresidenan Turki, Kementerian Industri dan Teknologi dan Pusat Penelitian Kutub Universitas Teknik Istanbul bersama dengan Universitas-universitas Turki lainnya, akan melakukan serangkaian studi ilmiah selama 30 hari ke depan.

Pusat Penelitian Kutub didirikan di Antartika pada 2015 dengan tujuan melakukan penelitian dan meningkatkan profil Turki di antara komunitas ilmiah Internasional.

Pada April 2016, tim peneliti Turki pertama, yang terdiri dari 13 tenaga medis, ahli botani, ahli geologi dan ahli kelautan dari tujuh Universitas, melakukan perjalanan ke Antartika untuk mempelajari dampak perubahan iklim.

Turki memegang status Negara pengamat di benua itu dan berkeinginan untuk meningkatkannya ke status konsultatif selama Ekspedisi Sains Antartika Nasional ke-3.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.