Antisipasi Kelangkaan Kebutuhan Pokok, Pemerintah Sumenep Perlu Sediakan Tempat Penyimpanan

Avatar of PortalMadura.com
Antisipasi Kelangkaan Kebutuhan Pokok, Pemerintah Sumenep Perlu Sediakan Tempat Penyimpanan
ketua Kadin Sumenep Khairul Anwar (Foto- Samsul Arifin)

PortalMadura.Com, – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, meminta agar pemerintah setempat menyediakan tempat penyimpanan bahan kebutuhan pokok seperti sembako, BBM dan elpiji di pulau-pulau terpencil. Pasalnya, jika terjadi cuaca ekstrim, dipastikan daerah terpencil itu akan terjadi , BBM dan elpiji. Akibatnya, harga melambung hingga mencekik warga setempat.

“Sumenep ini memiliki sejumlah pulau yang berpenghuni. Disana (pulau, red) sering terjadi kelangkaan BBM, elpiji maupun sembako saat terjadi cuaca ekstrim. Pemerintah harus memikirkan solusinya,” kata , Khairul Anwar, Jumat (29/12/2017).

Menurutnya, guna mengantisipasi terjadinya melambungnya harga kebutuhan akibat stok menipis, pemerintah harus membuat tempat penyimpanan stok di masing-masing pulau berpenghuni tersebut.

“Nanti regulasinya bisa diatur melalui peraturan bupati. Saat ini saja, harga elpiji sudah melambung. Itu salah satu penyebabnya lantaran stoknya kurang dan pemerintah terkesan tutup mata dan telinga menyikapi hal ini,” ucapnya.

Ia menegaskan, kalau pemerintah meminta untuk berpartisipasi dalam mewujudkan tempat persediaan stok sembako, elpiji dan BBM itu, Kadin akan selalu siap. Hanya saja, selama ini Kadin belum pernah diajak komunikasi dalam hal ini.

“Kalau misalnya Kadin diminta untuk infestasi barang dan pemasaran, kami siap. Tapi pemerintah juga harus siap menyediakan izin dan lahannya di kepulauan,” pintanya.

Lebih lanjut ia menegaskan, pemerintah juga bisa memanfaatkan BUMD yang ada untuk mengelola tempat penampungan stok kebutuhan tersebut, tinggal bagaimana regulasinya agar pengelolaan tempat penampungan bahan kebutuhan pokok itu berjalan sesuai keinginan.

“Kalau suplai kebutuhan pokok ke wilayah kepulauan dibiarkan seperti saat ini, kami yakin ketimpangan perekonomian antara warga kepulauan dan daratan akan terus terjadi. Contoh kecil saja, harga elpiji ukuran 3 kg di darat dijual Rp 17 ribu per tabung, sementara dikepulauan mencapai Rp 35 ribu,” tukasnya. (Arifin/Desy)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.