AS Terancam Gagal Bayar Utang pada 1 Juni 2023

Avatar of PortalMadura.com
AS Terancam Gagal Bayar Utang pada 1 Juni 2023
AS Terancam Gagal Bayar Utang pada 1 Juni 2023

PortalMadura.com-Janet Yellen, Menteri Keuangan , telah memperingatkan risiko ekonomi negaranya jika plafon utang tidak segera dinaikkan. Pada saat ini, utang AS mencapai ambang batasnya sebesar USD 31,4 triliun atau setara dengan Rp. 474,7 kuadriliun (dengan asumsi kurs Rp. 15.700 per dolar AS) pada 19 Januari 2023.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Ketua DPR AS dari Partai Republik, Kevin McCarthy dan para pimpinan lainnya, Menkeu AS mengingatkan kemungkinan bahwa AS dapat mengalami gagal bayar utang atau default pada 1 Juni mendatang jika plafon utang tidak dinaikkan.

“Perkiraan terbaik kami adalah bahwa kami tidak akan dapat terus melunasi semua kewajiban pemerintah pada awal Juni, dan berpotensi paling cepat 1 Juni, jika Kongres tidak menaikkan atau menangguhkan batas utang sebelum waktu itu,” kata Yellen.

Sebelumnya, Partai Republik AS mendorong Undang-Undang terkait pembatasan pengeluaran yaitu Limit, Save, Grow Act melalui majelis rendah Kongres untuk memperkuat posisi mereka dalam negosiasi dengan Presiden AS Joe Biden.

Namun, undang-undang tersebut tidak memiliki peluang karena ditentang oleh Demokrat yang mengendalikan Senat dan Gedung Putih.

Walaupun Presiden AS Joe Biden telah berbicara melalui panggilan telepon dengan McCarthy untuk membahas ancaman default pada 9 Mei mendatang, belum ada tindakan konkret yang dilakukan.

Mengingat proyeksi saat ini, Kongres harus bertindak sesegera mungkin untuk meningkatkan atau menangguhkan batas utang dengan cara yang memberikan kepastian jangka panjang bahwa pemerintah akan terus melakukan pembayarannya.

Dalam sebuah wawancara dengan Channel News Asia, Janet Yellen menjelaskan bahwa gagal bayar utang AS akan mengakibatkan hilangnya pekerjaan, mendorong lonjakan biaya hipotek, pinjaman mobil, dan hingga kartu kredit.

“Merupakan tanggung jawab dasar Kongres untuk meningkatkan atau menangguhkan batas pinjaman USD 31,4 triliun,” jelasnya, memperingatkan bahwa default akan mengancam kemajuan ekonomi yang telah dibuat Amerika Serikat sejak pandemi COVID-19.

“Gagal bayar akan menaikkan biaya pinjaman selamanya. Investasi masa depan akan menjadi jauh lebih mahal,”Ungkapnya.

Dia menambahkan, Jika plafon utang tidak dinaikkan, bisnis di AS akan menghadapi pasar kredit yang memburuk, dan pemerintah kemungkinan tidak akan dapat mengeluarkan pembayaran kepada keluarga militer dan Jaminan Sosial.

Kondisi seperti ini sangat sulit dihindari. Namun, tindakan yang dapat dilakukan adalah menaikkan atau menangguhkan batas utang dengan segera dan memberikan kepastian jangka panjang bahwa pemerintah akan terus melakukan pembayaran.

“Kongres harus memilih untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang. Itu harus dilakukan tanpa syarat. Dan seharusnya tidak menunggu sampai menit terakhir.” pungkas  Yellen.

Sebagai negara maju yang memiliki pengaruh besar dalam ekonomi global, AS perlu bertindak cepat untuk mengatasi masalah ini agar tidak berdampak pada perekonomian dunia secara keseluruhan.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.