Bahaya Terlalu Berempati pada Anak

Avatar of PortalMadura.com
Bahaya-Terlalu-Berempati-pada-Anak
Ilustrasi (Okezone.com)

PortalMadura.Com – Sikap empati Orang Tua (Ortu) pada anak memang perlu dilakukan sejak dini. Hal ini tidak lain untuk merasakan perasaan yang mereka alami. Entah di kala anak sedang bahagia, sedih atau ada sesuatu yang ia sembunyikan sehingga perlu penanganan orang tua.

Dengan memiliki kemampuan ikut merasakan apa yang dirasakan anak diyakini bisa menciptakan keharmonisan dalam keluarga. Karena, ada saling melengkapi dan mengerti satu sama lain.

Tapi yang perlu Anda perhatikan adalah, empati yang Anda berikan pada anak jangan sampai terlalu berlebihan. Karena akan ada dampak yang bisa ditimbulkan atau berpengaruh pada si anak.

Dilansir PortalMadura.Com, Kamis (25/7/2019) dari laman Haibunda.com, maksud dari empati ini yaitu kemampuan memahami dan berbagi perasaan dengan orang lain.

Tidak hanya saat anak sedang butuh bantuan Anda kemudian berperan untuk mengatasinya. Namun saat ia berperilaku tidak baik pada orang lain, Anda juga perlu berempati padanya. Jangan sampai Anda membiarkan begitu saja lantaran sikap keanak-anakannya.

Sebagaimana yang disampaikan Diane McIntosh, MD, FRCPC Clinical Assistant Professor di Department of Psychiatry, University of British Columbia dalam buku berjudul Stress: The Psychology of Managing Pressure.

Menurut McIntosh, sebagai orang tua sebaiknya jangan berasumsi bahwa anak baik-baik saja, kecuali ketika mereka bertingkah buruk. Atau, ortu berpikir perilaku buruk anak bisa karena dia nakal atau kemarahan.

“Padahal, tingkah buruk anak bisa karena kecemasan. Sebuah studi menunjukkan orang tua konsisten meremehkan perasaan cemas dan gugup anak. Jadi, saat berurusan dengan anak, perhatikan apa yang mereka lakukan,” kata McIntosh.

Tapi ingat, jangan empati berlebihan juga pada anak. Sebab, anak bisa saja merasa terlalu stres atau sebaliknya, menjadi besar kepala. Ia bisa stres karena perlakuan Anda padanya yang berlebihan. Jadi, beri dia arahan yang tepat sesuai dengan apa yang dilakukannya.

Studi di Amerika mengungkapkan ibu yang punya empati besar pada anak memiliki respons unik saat si kecil menangis.

Baca Juga : Tindak Tekong, DPRD Pamekasan Minta Disnakertrans Gandeng Polisi

“Para ibu dengan empati tinggi harus memperhatikan amarah mereka. Orang tua yang empati terkadang cenderung menjadi lebih keras pada anak saat stres,” tambah McIntosh.

Oleh karena itu, disarankan orang tua untuk tidak bereaksi berlebihan terhadap apa yang dialami anak. Tapi, Anda perlu tetap menemukan solusinya. Sehingga, anak tidak hanya belajar empati tapi selalu tenang menghadapi sesuatu masalah yang datang.

Menurut Psikolog anak dan keluarga, Roslina Verauli mengatakan, sejatinya stres tidak selamanya buruk, bahkan stres itu sehat. Kok bisa?.

“Dalam artian, individu baik anak atau dewasa yang stres akan berada di posisi mengancam atau menantang. Sehingga, mereka akan melakukan persiapan untuk menghadapi kejadian tersebut,” kata psikolog yang akrab disapa Vera ini.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.