Begini Cara Rasulullah Balas Hinaan yang Perlu Umat Islam Tiru

Avatar of PortalMadura.com
Begini Cara Rasulullah Balas Hinaan yang Perlu Umat Islam Tiru
ilustrasi

PortalMadura.Com – Rasulullah merupakan salah satu makhluk yang paling mulia akhlaknya, sehingga Allah SWT memujinya dan mengabadikan pujiannya tersebut dalam Alquran. Sebagaimana firman Allah: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur” (QS. Al Qalam : 4).

Pertanyaannya, pantaskah manusia yang dipuji Allah SWT dalam Alquran akan melakukan kekejian atau kehinaan yang selama ini sering disematkan oleh musuh-musuh Beliau?. Jawabannya, tentu tidak. Hanya, biasanya orang menghina orang lain dilatarbelakangi beberapa motif. Apa saja?.

Pertama, orang biasanya menghina orang lain karena tidak tahu hakikat orang yang dihinanya, bagaimana kondisi sebenarnya orang yang dihina tersebut, dan seperti apa sepak terjang dia yang sesungguhnya. Hal ini bisa berangkat dari informasi yang salah atau informasi yang tidak lengkap tentang orang yang dihinanya tersebut.

Kedua, orang biasanya menghina orang lain karena benci, iri, dengki, dan perasaan buruk lainnya karena mereka tidak memiliki atau tidak seperti orang yang dihinanya tersebut. Motif ini yang paling sering menjadi penyebab seseorang menghina orang lain. Sehingga, tidak ada gunanya mereka mendapat informasi yang utuh dan menyeluruh tentang orang yang dihinanya karena fondasi dasarnya dalam menilai orang lain sudah berangkat dari rasa benci.

Ketiga, seseorang biasanya menghina orang lain karena orang yang dihina memang melakukan hal-hal hina yang pantas dibenci dan dihina.

Nah, di antara ketiga motif di atas hanya motif ketiga yang tidak mungkin menjadi penyebab kebencian seseorang kepada Rasulullah. Karena, semasa hidupnya Beliau tidak pernah menyakiti orang lain sehingga lebih tidak mungkin lagi jika Beliau akan menyakiti orang lain setelah Beliau meninggal dunia. Dengan demikian, kemungkinannya hanya dua motif yang menjadi penyebab seseorang menghina Rasulullah.

Pertama, orang bisa menghina Rasulullah karena mereka tidak tahu Rasulullah yang sebenarnya. Sebab, informasi yang sampai kepadanya telah mengalami pencemaran atau malah diputarbalikkan. Apalagi, kemudian ada pihak-pihak yang mengaku pengikut Rasulullah yang malah menguatkan informasi yang salah tersebut.

Kedua, orang juga bisa menghina Rasulullah karena benci terhadap Beliau. Penyebab kebenciannya bisa bermacam-macam, bisa karena iri dengan pencapaian Beliau, bisa juga iri karena Beliau tidak termasuk golongan mereka, seperti yang pernah dilakukan orang-orang Yahudi pada masa Beliau.

Dalam kisahnya, serombongan orang-orang Yahudi mengunjungi Rasulullah dan mengucapkan, “Kecelakaan bagimu (Muhammad).” Aisyah, istri Rasulullah yang ada di dekatnya tidak terima suaminya didoakan tidak baik oleh rombongan tersebut. Ia kemudian membalasnya, “Kecelakaan dan laknat Allah bagi kalian.” Mendengar balasan Aisyah tersebut, Rasulullah menenangkan istrinya, “Santai saja wahai Aisyah, sesungguhnya Allah menyukai kasih sayang dalam setiap hal”.

Aisyah mengingatkan Rasulullah tentang apa yang diucapkan orang-orang Yahudi yang menghinanya, “Apakah engkau tidak mendengar apa yang mereka katakan tentangmu wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Aku sudah menjawabnya: Dan juga bagi kalian”.

Sangat singkat jawaban Rasulullah terhadap orang-orang yang menghinanya, “Dan juga bagi kalian”. Bukan hanya tidak menjawab lebih, Rasulullah juga melarang orang lain termasuk orang tersayangnya untuk membalas lebih dari apa yang dilakukan oleh orang yang menghinanya.

Alasannya tidak lain karena seperti sabda Rasulullah: “Ampunilah kaumku ya Allah! Sesungguhnya mereka (menghina/menyakitiku) karena tidak tahu”. Wallahu A’lam. (republika.co.id/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.