Benarkah Jawaban Salat Istikharah Datang Lewat Mimpi?

Avatar of PortalMadura.com
Benarkah Jawaban Salat Istikharah Datang Lewat Mimpi
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Tidak bisa dipungkiri, merasa bingung atau ragu dengan sesuatu yang ada di kehidupan ini sudah umum terjadi pada setiap manusia. Kegalauan ini pun tidak luput dari bagian persoalan hidup yang membuat seseorang harus memutuskannya.

Menentukan dua pilihan atau lebih memang cukup sulit dan butuh pemikiran yang matang. Karena sekali salah, maka keputusan itu harus diterima dengan lapang dada. Nah, selain meminta saran dari orang terdekat, sebagai umat Muslim juga harus memohon pada Allah SWT.

Salah satu cara memohon petunjuk atas pilihan terbaik itu yaitu dengan . Dengan kata lain, salat ini bertujuan untuk memohon petunjuk Allah SWT ketika berhadapan dengan pilihan-pilihan berat dan meragukan. Dengan salat istikharah tersebut seseorang diharapkan mampu menentukan pilihan yang tetap atas petunjuk Allah.

Umumnya, banyak orang beranggapan jika hasil atau petunjuk dari salat istikharah tersebut jawabannya lewat perantara mimpi. Lantas, benarkah demikian?. Untuk mengetahui kejelasannya, mari simak penjelasan berikut ini:

Pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember, Ustaz M. Ali Zainal Abidin mengatakan, salat istikharah sejak awal dianjurkan bagi seseorang yang merasa bimbang dalam menentukan keputusan terbaik antara dua pilihan atau lebih.

Oleh karena itu kesunahan salat istikharah ini tidak berlaku bagi orang yang hatinya sudah mantap dalam menentukan sebuah keputusan. Begitu juga bagi orang yang sudah memiliki kecondongan terhadap salah satu dari dua pilihan yang akan ia pilih. Sebab dalam keadaan demikian hal yang mesti ia lakukan adalah melakukan apa yang sesuai dengan kemantapan atau kecondongan isi hatinya,” kata Ustaz M. Ali.

Sementara itu, Syekh Said Ramadhan al-Buthi dalam himpunan fatwanya, Masyurat Ijtima'iyyat, pernah ditanya persoalan yang sama terkait petunjuk salat istikharah:

Apakah ditemukan dalil syara' tentang hubungan salat istikharah dengan mimpi pada saat tidur?.

Jawabannya adalah tidak ada hubungan antara salat istikharah dengan mimpi saat tidur. Bahkan, salat istikharah itu hanya sebatas melaksanakan salat lalu berdoa dengan doa yang disarikan dari Rasulullah. Lalu iringilah dengan melakukan perbuatan yang diistikharahi.

Jika perbuatan itu baik, maka Allah akan mudahkan, dan jika buruk maka Allah akan memalingkan seseorang dari perbuatan tersebut” (Syekh Said Ramadhan al-Buthi, Masyurat Ijtima'iyyat, hal. 158)

Berpijak pada referensi di atas, beliau berpandangan bahwa tidak ada keterkaitan sama sekali antara mimpi yang dialami oleh seseorang dengan salat istikharah yang telah dilakukan olehnya.

Sedangkan dalam fatwanya yang lain, beliau menegaskan bahwa yang seharusnya dilakukan oleh seseorang setelah melaksanakan salat istikharah adalah bergegas melaksanakan hal yang ia istikharahi.

Jika ternyata diberi kemudahan maka hal tersebut merupakan sesuatu yang baik baginya. Sebaliknya, jika saat hendak melakukan hal yang ia istikharahi, ia mengalami hambatan dan kesulitan maka tidak baik untuknya.

Berikut redaksi fatwa beliau dalam referensi yang sama:

Bagaimana agar aku dapat menyelaraskan antara hadis ‘Ketika datang pada kalian orang yang kalian ridai agama dan budi pekertinya, maka nikahilah dia' dan perasaan tak lega (tidak puas) setelah melaksanakan salat istikharah?.

Buah dari salat istikharah bukanlah berupa lega atau tidaknya hati, juga tidak pada mimpi saat tidur. Hal yang dituntut dari seseorang setelah melaksanakan salat istikharah adalah melanjutkan apa yang biasa dilakukannya dan melaksanakan sebab-sebab terjadinya hal yang ia istikharahi. Jika ternyata baik, maka Allah akan memudahkannya, dan jika buruk maka Allah akan mengunci jalannya dan akan mengikat hal tersebut (agar tidak terjadi)” (Syekh Said Ramadhan al-Buthi, Masyurat Ijtima'iyyat, hal. 159).

Selain itu, pandangan tentang tidak adanya keterkaitan antara mimpi yang dialami oleh seseorang dengan salat istikharah, juga disampaikan oleh salah satu ulama kenamaan mesir, Syekh Mutawali as-Sya'rawi dalam salah satu fatwa beliau:

Apakah mimpi yang dialami oleh seseorang setelah salat istikharah menunjukkan diterimanya hal yang ia istikharahi (di sisi Allah) atau tertolaknya hal tersebut?.

Syekh as-Sya'rawi menjawab, ‘Mimpi pada saat tidur tidaklah berlaku pada salat istikharah, tetapi mimpi tersebut bermula dari isi hatinya terhadap suatu subjek tertentu. Istikharah secara syara' hanya tertentu pada hal yang diajarkan oleh Nabi Muhammad, yakni salat dua rakaat lalu memohon pada Allah dengan doa yang sudah dijelaskan (dalam hadis), lalu apa yang tercerahkan (merasa lega) dalam hatimu setelah melaksanakan salat dan doa istikharah, maka itulah hal yang dikehendaki oleh Allah padamu” (Syekh Mutawali as-Sya'rawi, al-Fatawa as-Sya'rawi, hal. 702).

Dua referensi di atas sekaligus menegaskan perbedaan pendapat tentang jawaban dari pertanyaan “apakah kelegaan hati setelah salat istikharah merupakan pertanda jawaban baik atas hal yang semula kita bimbangkan?”

Pandangan Syekh Mutawali as-Sya'rawi tersebut senada dengan pendapat an-Nawawi, bahwa kelegaan hati yang dialami oleh seseorang merupakan pertanda baik dan jawaban atas salat istikharah yang dilakukan seseorang.

Berbeda dengan pendapat Syekh Said Ramadhan, bahwa jawaban dari salat istikharah tidak ditentukan dari kelegaan hati (insyirah ash-shadri) melainkan dari sulit dan mudahnya seseorang tatkala melakukan hal yang ia istikharahi, sesuai dengan pendapat Ibnu Qayyim al-Jauzi yang disampaikan dalam kitab Zad al-Ma'ad dan Madarij as-Salikin (lihat: Abu al-Hasan Ubaidillah al-Mubarakfuri, Mir'ah al-Mafatih, juz 4, hal. 364-365).

Jadi dapat disimpulkan bahwa jawaban dari salat istikharah tidak selamanya dari mimpi. Sebab, seringkali mimpi yang dialami oleh seseorang lebih dikarenakan kondisi emosional atau pikiran-pikiran yang sering terlintas dalam benaknya, yang sebenarnya tidak berkaitan dengan petunjuk Allah atas salat istikharah yang ia lakukan.

Dilansir Okezone.com yang dikutip dari NU Online, perbedaan pandangan tentang jawaban dari salat istikharah seperti yang dijelaskan di atas, sejatinya merupakan pandangan para ulama yang berdasarkan dalil serta pengalaman spiritual mereka.

Di antara pandangan tersebut dapat dijadikan pijakan oleh orang awam yang belum bisa membedakan antara petunjuk Tuhan atas jawaban dari persoalan yang sedang dialaminya dan khayalan pribadinya belaka.

Berbeda halnya dengan mimpi-mimpi serta petunjuk yang dialami orang-orang khas, seperti kaum sufi dan para ulama al-‘amilin yang memiliki ketajaman batin dan pengalaman spiritual mendalam.

Demikian penjelasan mengenai petunjuk dari melakukan salat istikharah yang tidak sepenuhnya lewat mimpi. Semoga menjadi pelajaran bersama dan pengetahuan baru yang bermanfaat. Wallahu A'lam.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.