PortalMadura.Com, Sumenep – Bencana kekeringan yang melanda puluhan desa di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diprediksi akan berlangsung hingga September 2021.
“Itu berdasarkan hasil dari rilis pihak BMKG,” terang Kepala BPBD Kabupaten Sumenep, Abd. Rahman Riadi, Selasa (25/5/2021).
Pihaknya mencatat, ada 30 desa se-Kabupaten Sumenep yang diprediksi mengalami kering kritis dan kering langka, baik daratan maupun wilayah kepulauan selama tahun 2021.
Dari jumlah tersebut, 11 desa di antaranya Desa Montorna, Lebeng Barat, Prancak, Campaka Kecamatan Pasongsongan. Kecamatan Batuputih yakni di Desa Badur, Bullaan, dan lain sebagainya. Untuk kepulauan, Desa Palasa, Kecamatan Talango.
Adapun desa yang diprediksi mengalami kekeringan langka di kepulauan yakni desa-desa di wilayah Kecamatan Gayam, Arjasa, Giligenting dan Nonggunong. Sedangkan daratan yakni Ganding, Bluto, Batang-Batang, Saronggi, Dasuk, Rubaru dan sebagainya.
“Kering kritis itu apabila jarak ke lokasi sumber mata air mencapai di atas tiga kilo dan ketersediaan air bersih berkurang dari 10 liter per orangan setiap harinya,” terangnya, Selasa (25/5/2021).
Sementara kering langka, bila jarak dari permukiman warga ke sumber mata air itu antara 1,5 sampai 3 kilo meter dengan kebutuhan kurang lebih dari 30 liter perorangan setiap harinya.
Untuk penanganannya, pihaknya menunggu usulan dari warga melalui kantor kecamatan setempat yang diajukan ke pemerintah kabupaten.
“Setelah itu kita akan melakukan verifikasi ke desa yang telah mengajukan permohonan bantuan air. Dan disesuaikan dengan kebutuhan,” katanya.(*)