Berapa Jumlah Rakaat Salat Tahajud Rasulullah?

Avatar of PortalMadura.com
Berapa Jumlah Rakaat Salat Tahajud Rasulullah
Ilustrasi (Islamkafah.com)

PortalMadura.Com – Salat tahajud atau yang biasa disebut dengan Qiyamul Lail merupakan salah satu salat sunah yang mulia. Bahkan, dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa tahajud menjadi sebaik-baiknya salat setelah salat wajib.

Waktu utama pelaksanaan salat ini yaitu pada sepertiga malam dan caranya sama dengan salat lainnya. Sedangkan jumlah rakaat salat ini terdiri dari dua rakaat yang kemudian diakhiri dengan salam. Namun ada pula yang mengerjakan empat, delapan, bahkan sebelas rakaat.

Sebagai umat Nabi Muhammad SAW, tentu Anda akan mengikuti sesuai tuntunan Beliau dalam tata cara pelaksanaannya. Lantas, seperti apa salat malam yang dilaksanakan oleh Rasulullah?. Berikut ulasannya:

Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda bagaimana keutamaan salat Tahajud. Rasulullah mengatakan siapa saja yang memohon kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan mengabulkannya.

Rabb kami -Tabaroka wa Ta’ala- akan turun setiap malamnya ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Allah berfirman, “Siapa yang memanjatkan doa pada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Siapa yang meminta ampun pada-Ku, Aku akan memberikan ampunan untuknya” (HR. Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758).

Sahabat pun kemudian bertanya tentang jumlah rakaat Salat Tahajud. Dalam hadis Ibnu Umar radhiallahu’anhuma, sesungguhnya seseorang bertanya kepada Rasulullah, bagaimana cara salat malam?. Beliau menjawab:

Salat malam itu tunaikan Dua (rakaat) dua (rakaat), kalau Anda khawatir (datang waktu) subuh, maka witirlah dengan satu rakaat” (HR. Bukhari. Silakan lihat Fathul Bari, 3/20).

Ulama sepakat memahami hadis ini, bahwa kalimat nabi terkait dua rakaat ini adalah tanpa batasan ditunaikan. Semaksimal sebanyak mungkin yang bisa Anda lakukan. Hanya kemudian, jika Anda menunaikan salat itu dekat dengan fajar, maka segera tutup dengan witir.

Rasulullah pun tidak sekalipun memberikan batasan pada umatnya. Tapi dari pernyataan ini dikisahkan oleh Aisyah radhiallahu’anha dapat diketahui bagaimana salat tahajud yang dilakukan oleh Rasulullah. Aisyah Ra mengatakan,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menambah salat malam di bulan Ramadan dan bulan lainnya lebih dari 11 rakaat. Beliau melakukan salat empat rakaat, maka jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan salat empat rakaat lagi dan jangan tanyakan mengenai bagus dan panjangnya. Kemudian beliau melakukan salat tiga rakaat” (HR. Bukhari no. 3569 dan Muslim no. 738).

Namun ada pula hadis riwayat Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melaksanakan shalat malam 13 raka’at” (HR. Bukhari no. 1138 dan Muslim no. 764).

Zaid bin Kholid Al Juhani menjelaskan tentang formasi dari jumlah tersebut, “Aku pernah memperhatikan salat malam yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau pun melaksanakan 2 rakaat ringan. Kemudian setelah itu beliau laksanakan 2 rakaat yang panjang-panjang. Kemudian beliau lakukan salat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan salat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Beliau pun lakukan salat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. Kemudian beliau lakukan salat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. Lalu terakhir beliau berwitir sehingga jadilah beliau laksanakan salat malam ketika itu 13 rakaat” (HR. Muslim no. 765).

Ini berarti Rasulullah melaksanakan witir dengan 1 rakaat. Dari sini menunjukkan bahwa disunahkan sebelum salat malam, dibuka dengan 2 rakaat ringan terlebih dahulu. ‘Aisyah mengatakan,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika hendak melaksanakan salat malam, beliau buka terlebih dahulu dengan melaksanakan salat dua rakat yang ringan” (HR. Muslim no. 767).

Seperti dijelaskan di atas bahwa Rasulullah tidak sekalipun memberikan batasan pada umatnya terkait jumlah rakaat salat tahajud. Sehingga jika Anda ingin melakukannya sebanyak mungkin, tentu bukan sebuah tindakan yang menyalahi Rasulullah. Wallahu A’lam. 

**) Ikuti berita terbaru PortalMadura.com di WhatsApp, Telegram Google News klik Link Ini dan jangan lupa Follow

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.