PortalMadura.Com, Sampang – Kasus pemukulan hingga meninggal dunia yang menimpa guru SMAN 1 Torjun, Ahmad Budi Cahyanto, oleh siswanya berinisial MH, mendapat tanggapan serius dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
“Kasus ini jangan sampai dijadikan suatu alasan untuk menggeneralisir bahwa kondisi sekolah di Indonesia seperti ini. Dan sangat kasuistik,” kata Muhadjir Effendy saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) di SMAN 1 Torjun Sampang, Senin (12/2/2018).
Menurutnya, pendidikan Indonesia sudah selayaknya berpikir jernih dalam menghadapi suatu masalah secara proporsional termasuk menyikapi kasus dugaan penganiayaan guru hingga meninggal dunia.
“Sekarang, suasana sudah mulai dingin. Saya kira, kita harus berpikir lebih jernih lagi guna melihat secara proporsional terhadap masalah ini. Termasuk dalam menyikapi masalah pelaku dan korban,” paparnya.
Pihaknya mengaku akan membenahi aspek peraturan pemerintah, peraturan menteri dalam hal kode etik relasi antara guru dengan guru, siswa dengan guru, dan orang tua.
“Peraturan tentu harus menjadi kesepakatan nasional sehingga tidak terjadi lagi hal serupa,” katanya.
Dalam menyikapi kasus tersebut, ia serahkan sepenuhnya kepada penegak hukum dan menghimbau agar diterapkan asas praduga tidak bersalah sesuai dengan aturan yang ada, serta harus bertindak seadil-adilnya.
Terpisah, Kapolres Sampang, AKBP Budi Wardiman menyampaikan, berkas perkara kasus dugaan penganiayaan guru sudah dinyatakan P21 (lengkap).
“Insya Allah, Selasa (13/2/2018) barang bukti dan tersangka akan dilimpahkan kepada JPU Kejari Sampang. Sementara, untuk saksi secara keseluruhan ada 16 orang, baik dari sekolah, keluarga dan saksi ahli,” pungkasnya. (Rafi/Putri)