PortalMadura.Com – Sejarawan Bitcoin, Pete Rizzo, mencatat bahwa sudah 13 tahun sejak artikel The Economist meremehkan Bitcoin pada 21 Oktober 2011. Saat itu, media tersebut menggambarkan Bitcoin sebagai aset yang “bermasalah” karena harganya jatuh dari puncak $33 ke bawah $3. Penurunan ini memperlihatkan skeptisisme dan ketidakpastian yang mengelilingi aset digital tersebut di masa awal pertumbuhannya.
Pada tahun 2011, lonjakan minat terhadap Bitcoin dipicu oleh pemberitaan Gawker tentang pasar gelap Silk Road dan munculnya bursa aset kripto baru. Namun, meskipun minat publik meningkat, harga Bitcoin sempat jatuh drastis hingga hanya lebih dari $2 pada akhir tahun itu. Penurunan ini mengecewakan banyak investor awal yang berharap keuntungan besar, dan banyak yang meninggalkan pasar setelahnya.
Meskipun mengalami berbagai tantangan di masa-masa awal, Bitcoin menunjukkan ketahanannya dan berhasil bangkit kembali, menjadi aset dengan kinerja terbaik di dekade 2010-an. Pandangan awal yang meragukan aset ini terbukti keliru, karena Bitcoin kini berkontribusi dalam membentuk industri aset digital bernilai triliunan dolar, serta mengubah cara orang berinvestasi dan bertransaksi di seluruh dunia.
Saat artikel ini ditulis, harga Bitcoin telah mencapai sekitar $66.874, meningkat lebih dari 3 juta persen sejak prediksi skeptis The Economist pada 2011. Transformasi Bitcoin dari aset yang diragukan menjadi fenomena global menggambarkan perubahan persepsi masyarakat terhadap teknologi blockchain dan potensinya di dunia keuangan.