PortalMadura.Com, Pamekasan – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, sejauh ini belum melakukan pemetaan terhadap daerah yang rawan kekeringan pada musim kemarau tahun 2018.
Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Pamekasan, Budi Cahyono beralasan, pihaknya telah mempunyai data daerah yang mengalami kekeringan setiap tahun sejak tahun 2013. Artinya, daerah kering tahun 2018 diprediksi tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Kita sekarang menunggu laporan dari desa dan kecamatan, kemudian kita cek sesuai dengan ketetapan BMKG. Sementara yang mengajukan itu sekarang ada dua desa, yaitu Desa Bujur Tengah dan Desa di Kecamatan Tlanakan,” terangnya, Rabu (30/5/2018).
Menurutnya, setelah laporan dari desa dan kecamatan masuk, pihaknya kemudian menunggu Surat Keputusan (SK) penetapan daerah kekeringan dari bupati. Sebab, tanpa SK tersebut, pihaknya tidak bisa melakukan dropping air ke desa-desa.
“Kita sudah punya petanya, meskipun kita tidak turun ke bawah kita sudah punya petanya sejak tahun 2013 sampai sekarang. Cuman, bantuan itu harus ada usulan dari bawah, yaitu desa atau kelurahan terdampak,” kilahnya.
Dia memprediksi, musim kemarau tahun 2018 ini pendek seperti yang terjadi pada tahun 2017. Sehingga, kemungkinan besar jumlah desa terdampak kekeringan tidak jauh berbeda.
“Insya Allah tidak jauh berbeda jumlahnya dengan tahun kemarin, meskipun bertambah tidak terlalu banyak, berkurang pun tidak terlalu banyak,” dalih dia.
Berdasarkan data pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pamekasan, pada tahun 2016 ada 80 desa 323 dusun yang mengalami kekeringan. Sementara pada tahun 2017, tetap 80 desa yang kekurangan air bersih, tetapi jumlah dusunnya berkurang menjadi 310 dusun. Tahun 2018 ini pun diprediksi tidak jauh berbeda. (Marzukiy/Putri)
DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI
