PortalMadura.Com, Pamekasan – Para guru yang tergabung dalam Pergerakan Guru Revolusi Indonesia (PGRI) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggelar aksi demo ke kantor Pemkab setempat memperingati hari guru, Selasa (25/11/2014).
Mereka mendesak bupati untuk menanggalkan jabatannya bila tidak mampu merealisasikan janji-janjinya yang disampaikan pada saat kampanya.
Salah satunya, kesejehteraan para Guru Tidak Tetap (GTT) akan diberi honor setara dengan Upah Minimum Kabupaten (UMK).
“Bila tuntutan ini tidak bisa terlaksana sesuai jadwal yang ditentukan, maka bupati harus mundur dan berhenti dari jabatannya, karena sudah tidak mampu merealisasika janji-janji politiknya,” tegas Akh Fakih, sebagai jendral lapangan dalam aksi, Selasa (25/11/2014).
Mereka juga menggugat bupati untuk memasukkan dalam RAPBD 2015 terkait honor, dengan shering anggaran 50 persen dari Propinsi Jatim.
“Dulu pada waktu masa kampanye, Bupati Pamekasan Ahmad Syafii berjanji akan memberikan honor guru Rp 900 ribu/bulan, setara UMK. Sekarang UMK sudah naik tapi tak ada realisasinya,” tambah Elman, salah satu orator di depan pemkab.
Mereka tidak ditemui oleh bupati, sehingga, bergeser ke gedung DPRD.(reiza/htn)