4 Cara Bantu Anak yang Jadi Korban Bullying di Sekolah

Avatar of PortalMadura.com
4 Cara Bantu Anak yang Jadi Korban Bullying di Sekolah
Ilustrasi (tirto.id)

PortalMadura.Com – Bagi anak yang melanjutkan pendidikan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), akan lebih mudah beradaptasi dibanding anak yang memasuki dunia Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).

Aktivitas di TK dan SD akan menjadi sangat menyenangkan saat si kecil mendapat teman baru di sekolahnya, tetapi hal itu akan menjadi buruk ketika anak tidak mampu berbaur dan justru menjadi bahan tertawaan bagi anak sebayanya. Hal ini tentunya akan memicu dan membuat anak takut untuk kembali sekolah keesokan harinya.

Dilansir dari laman Fimela.Com, Jumat (28/8/2020) berikut ini yang jadi korban bullying di sekolah.

Mengajak Anak Berbicara

Bullying adalah perbuatan yang tidak menyenangkan, dan bisa membuat mental anak menjadi kacau. Ketika menjadi korban bully, anak akan menjadi lebih pendiam, cemas, sering menangis atau marah secara tiba-tiba setelah pulang sekolah.

Suasana hati anak yang berubah-ubah setelah pulang dari sekolah ini, bisa saja terjadi karena anak menjadi korban bully di sekolah. Korban bully bisa saja mendapat perilaku bully seperti dicemooh teman-teman satu kelas, di minta bekal makannya, digangguin teman lawan jenis dengan perbuatan tidak sopan, dan juga bisa dirampas uang jajan anak oleh temannya.

Ketika anak mengalami suasana hati yang berubah-ubah ini, sebagai seorang ibu lebih baik memberikan perhatian kepada anak, dengan mendekatkan diri ke anak secara pelan-pelan, dan membujuknya untuk bercerita kepada ibunya tanpa harus memaksanya. Berikan anak waktu sampai anak tenang.

Mengajak Anak untuk Beraktivitas

Melihat anak yang menjadi korban bullying di sekolah, tentu saja akan membuat seorang ibu menjadi sedih, dan ingin menolong anaknya agar lebih bersemangat lagi.

Anda bisa menghibur anak agar tidak terpuruk, dengan mengajak anak untuk melakukan hal-hal yang positif. Misalnya mengajak anak untuk masak makanan kesukaannya, pergi belanja bersama, mengajak ke taman bermain, mengajak bermain musik atau menari, dan menemani anak untuk melakukan hobi yang ia sukai.

Mengajak Guru Berbicara

Pada saat anak mengalami bully di sekolah, biasanya tindakan ini terjadi pada saat guru tidak melihat, atau korban bully menerima tindakan ini diluar sekolah, pada saat anak pulang sekolah.

Anak yang menjadi korban bully, tentu saja mendapatkan ancaman dari temannya untuk tidak melapor pada guru. Sehingga untuk menolong anak yang menjadi korban bully, bantulah anak untuk berkomunikasi dengan gurunya, dan menceritakan kejadian bully yang sebenarnya, tanpa harus ditambah cerita-cerita palsu yang menambah suasana menjadi lebih panas.

Anda bisa menghubungi guru melalui telepon, atau mendatangi guru yang ada di sekolah, dengan tenang dan sabar agar saat berkonsultasi dengan guru, tidak terjadi hal-hal yang lebih memperkeruh suasana.

Jangan Menghakimi

Saat anak menjadi korban bully, lebih baik Anda jangan menghakimi atau menyalahkan anak. Anak yang menjadi korban bully, biasanya sedang mengalami fase yang sangat tertekan, ingin menangis dan sering marah-marah.

Anda juga bisa mengajak anak untuk bertemu dengan temannya. Pertama Anda harus menghubungi orang tuanya terlebih dahulu, kemudian mengajak anak untuk berkomunikasi secara damai dengan temannya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.