PortalMadura.Com, Jakarta – Premenstrual Syndrome (PMS) adalah kondisi yang terjadi sebelum menstruasi dan memengaruhi fisik, mental, serta emosional wanita. Gejala PMS bervariasi, mulai dari perubahan suasana hati, kelelahan, nyeri payudara, hingga keinginan mengonsumsi makanan tertentu. Setidaknya tiga dari empat wanita mengalami gejala PMS dalam bentuk ringan hingga berat. Gejala ini dipengaruhi oleh perubahan hormon estrogen dan progesteron, depresi, serta perubahan kimia di otak yang dapat memengaruhi suasana hati.
PMS biasanya disebabkan oleh fluktuasi hormon yang terjadi sebelum dan selama menstruasi. Kondisi ini dapat memburuk akibat stres atau masalah emosional yang tidak terdiagnosis, seperti depresi. Selain itu, perubahan neurotransmitter di otak, seperti serotonin, juga berperan dalam munculnya gejala seperti kelelahan dan perubahan mood. Walaupun PMS umumnya tidak berbahaya, dalam beberapa kasus, gejala berat dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Gejala PMS dapat mencakup emosi yang tidak stabil, sakit kepala, nyeri payudara, hingga masalah pencernaan. Setiap wanita memiliki intensitas gejala yang berbeda. Jika gejala menjadi terlalu parah, bisa berkembang menjadi Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD), sebuah kondisi yang memerlukan perhatian medis lebih lanjut. Oleh karena itu, sangat penting bagi wanita untuk mengenali tanda-tanda PMS yang tidak biasa dan berkonsultasi dengan dokter jika diperlukan.
Ada beberapa cara sederhana untuk meringankan gejala PMS. Makan makanan yang kaya karbohidrat kompleks dan kalsium, rutin berolahraga, serta menghindari kafein, alkohol, dan merokok bisa membantu. Tidur yang cukup, konsumsi air putih yang banyak, dan penggunaan obat pereda nyeri jika diperlukan juga bisa meredakan gejala PMS. Mengelola PMS dengan baik akan membantu menjaga kualitas hidup dan aktivitas sehari-hari tetap berjalan lancar.