Cerita Pemilih Terima Uang dari 3 Caleg, Terungkap Gegara Buta Huruf

Avatar of PortalMadura.Com
Cerita Pemilih Terima Uang dari 3 Caleg, Terungkap Gegara Buta Huruf
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Pemilihan legislatif (Pileg) pada pemilihan umum () usai sudah digelar pada Rabu legi, 14 Februari.

Cerita lucu dan unik para pemilih pun mulai menjadi menu sarapan di warung-warung kopi pinggir jalan di Kabupaten , Madura, Jawa Timur.

Bahkan, pesta demokrasi yang seharusnya menjadi wujud kedaulatan rakyat justru berbalik menjadi hari penambah sedikit gizi bagi sebagian mereka.

Asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber-Jurdil) tak lagi menjadi pegangan di tengah kehidupan masyarakat.

Salah satu cerita yang disampaikan mereka, ada pemilih yang menerima uang jajan yang diterima dari calon legislatif. Hal ini sudah menjadi rahasia umum dikalangan mereka.

Meski apa yang dialami adalah bagian dari cara licik melalui politik uang, justru mereka seakan tidak peduli.

Menurut mereka, ada pemilih yang terungkap menerima uang jajan lebih dari satu caleg. Tak tanggung-tanggung, satu orang pemilih, menerima dari 3 caleg daerah.

Tak disebutkan berapa nilai uang yang diterima dari masing-masing caleg. Umumnya di salah satu daerah di wilayah Sumenep, harga satu suara mencapai Rp50.000,'.

Jika 3 caleg itu memberikan nilai rupiah yang sama, maka orang yang diceritakan itu meraup uang sebesar Rp150.000,-.

Akumulasi angka tersebut relatif besar bila dibanding ongkos kuli bangunan yang hanya dipatok Rp100.000,- dalam sehari.

Bagaimana politik uang itu terungkap?. Hal ini berawal dari salah satu pemilih yang buta huruf.

Saat di bilik suara, pemilih itu menunjuk dan meminta salah satu saksi partai politik untuk menunjukkan pilihan caleg yang sesuai keinginannya.

Maka salah satu saksi partai politik maju untuk membantunya. Namun dua orang saksi partai lain sontak keberatan, karena mereka merasa lebih berhak.

Akhirnya mereka bertiga sama-sama maju ingin membantu pemilih yang buta huruf tersebut. Saat pemilih menyebutkan nama caleg yang diinginkan, dua saksi di antaranya terkejut, karena tidak memilih jagoannya.

Usut punya usut, ternyata pemilih itu menerima uang jajan dari tiga caleg. Untungnya, dua saksi di antaranya mengalah dan tidak sampai terjadi keributan di bilik suara. Proses pencoblosan tetap berlangsung aman.

Sang pemilih pun bilang bahwa uang yang diterima dari dua caleg lain akan dikembalikan. Ia tetap mencoblos caleg yang namanya sempat disampaikan pada saksi pertama.

Dua saksi yang mengklaim telah memberikan uang bersumber dari caleg jagoannya juga menolak pengembalian uang tersebut.

“Gak usa dikembalikan (uang), saya asal tahu saja mencoblos siapa,” cerita warga menirukan saksi yang digambarkan terlihat kecewa.

Tak kalah menariknya, ada juga cerita pemilih yang buta huruf. Karena takut salah dalam menjatuhkan pilihan calegnya, ia pun meminta orang yang ada di arena TPS untuk menunjukkan caleg yang diinginkan.

Maklum saja, namanya warga buta huruf dan hanya mengenal warna, ia pun mencoblos kolom nama caleg yang ditunjukkan orang lain.

Diluar dugaan, yang dicoblos itu ternyata salah setelah berselang satu hari kemudian. Itu terungkap setelah ada seseorang menanyakan bentuk gambar dan warna partai politik.

Ia pun baru sadar jika yang ditunjukkan oleh orang yang dinilainya dapat dipercaya untuk mendampingi saat mencoblos justru diarahkan pada caleg lain.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.