PortalMadura.Com, Pamekasan – Ciri khas masyarakat Madura tidak tampak dalam pelaksanaan kerapan sapi piala presiden yang bertempat di stadion R. Soenarto Pamekasan, Minggu (1/10/2015).
Misalnya, baju loreng putih merah yang telah menjadi khas pakaian Madura hilang. Panitia, pemilik sapi atau bahkan Joki tidak memakai pakaian khas pulau garam. Tapi, justru semuanya menggunakan koas dari salah satu sponsor.
“Kita nanti perbaiki, karena ini menyangkut anggaran dan sebagainya. Memang perlu meng-upgrade pemikiran-pemikiran seperti itu,” kata Kepala Badan Koordinasi Wilayah Pemerintahan dan Pembangunan Pamekasan, Asyhar.
Dikatakan Asyhar, pihaknya sudah berkoordinasi dengan empat kepala daerah di Madura untuk tetap mempertahankan ciri khas dimaksud ketika ada momen-momen tertentu. Terlebih kerapan sapi sebagai budaya Madura yang mengglobal.
“Sebetulnya kami kemarin sudah berusaha (pakaian khas Madura), tapi karena mendadak jadi yang disiapkan ini. Ya sudah, kita pakai Odeng saja dulu, yang jelas ini proses. Mudah-mudahan tahun depan sudah banyak perubahan,” harapnya.
Kerapan sapi yang diikuti oleh 24 pasang sapi tersebut, pejabat pemerintah yang hadir dalam momentum itu tidak ada yang menggunakan baju khas Madura. Melainkan kaos sponsor dari salah satu perusahaan.
“Ini harus dirumuskan dan harus ada kesepakatan. Ini sebagai evaluasi, saya sendiri juga mengharap kekhasan Madura tidak hilang,” tutup dia. (Marzukiy/har)