Dampak Buruk Jika Anda Paksa Anak untuk Bermain

Avatar of PortalMadura.com
Dampak Buruk Jika Anda Paksa Anak untuk Bermain
Ilustrasi (Haibunda)

PortalMadura.Com – Bermain bersama anak tentu sangat menyenangkan. Selain bisa menjadi wadah untuk tumbuh kembang anak, dengan bermain juga menjadi bahan pembelajaran baginya. Apalagi usianya masih di bawah lima tahun. Hal tersebut akan membantu mengoptimalkan potensi yang ada dalam dirinya.

Di usianya yang terbilang dini tersebut orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam memperkenalkan segala bentuk permainan pada anak. Namun, ketika anak tidak mau atau enggan bermain, Anda tidak boleh memaksanya. Karena, ada waktunya sendiri kapan ia ingin bermain dan tidak.

Lantas, apa dampaknya jika orang tua tetap memaksa anak untuk bermain?. Yuk baca penjelasan di bawah ini:

“Bermain adalah cara yang paling efektif untuk memperkenalkan hal-hal baru kepada anak,” kata Dokter Spesialis Tumbuh Kembang Anak Prof. Dr. dr. Soedjatmiko, SpA (K), M.Si, dilansir PortalMadura.Com, Sabtu (29/6/2019), dari laman viva.co.id.

Menurut Soedjatmiko, khusus saat anak berusia di bawah lima tahun (balita), orang tua dalam hal ini ibu, mempunyai peran yang besar untuk mengoptimalkan manfaat bermain. Salah satunya adalah dengan cara mendampingi dan memeragakan permainan.

“Anak-anak akan bermain dan bergembira, eksplorasi hal-hal baru menjadi sangat menyenangkan dan proses belajar menjadi lebih mudah. Dengan cara bermain terarah dan interaktif setiap hari, akan meningkatkan daya ingat, analisis, kecerdasan dan rasa percaya diri anak,” kata dia.

Walaupun demikian, ia mengatakan bahwa memaksa anak untuk bermain juga tidak baik bagi tumbuh kembangnya. Alih-alih membawa manfaat, memaksakan justru membuat anak memiliki perilaku yang cenderung buruk.

Baca Juga : Bunda, Ini 5 Manfaat Bermain Bagi Anak

Jadi, seorang anak memiliki waktunya sendiri untuk bermain. Yang terjadi jika Anda tetap memaksa maka ia akan merasa tertekan. Bahkan, bukan tidak mungkin anak berontak pada Anda.

“Kalau tidak mau bermain jangan dipaksa karena timbul reaksi penolakan, akan menjadi anak yang melawan dan meronta-meronta dan berontak,” jelas Soedjatmiko.

Oleh sebab itu, ia menyarankan orang tua untuk mengenali minat dan waktu terbaik anak untuk bermain. Dengan demikian, orang tua bisa menyesuaikan permainan yang tepat dan membantu tumbuh kembangnya.

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.