Demo Aliansi Amanat Rakyat di depan Mapolres Sumenep Ricuh

Avatar of PortalMadura.com
Demo Aliansi Amanat Rakyat di depan Mapolres Sumenep Ricuh
Massa Aliansi Amanat Rakyat terlibat gesekan dengan aparat Kemanan di depan Mapolres Sumenep. (Slamet HD/PortalMadura)

PortalMadura.Com, – Demo yang dilakukan massa Aliansi Amanat Rakyat dengan tuntutan usut tuntas di depan , Madura, Jawa Timur, Rabu (5/4) sore, ricuh.

Massa menilai kinerja penyidik Polres Sumenep dalam menangani kasus penyelundupan 18 ton pupuk bersubsidi itu tidak profesional.

Alasannya, dari tiga tersangka dengan inisial IMR, HR, dan WA itu, tak satu pun ditahan oleh polisi dan hanya dikenai wajib lapor.

“Ada apa kok tidak ditahan? Ini kasus yang menyangkut nasib orang banyak (petani). Kami minta Polres Sumenep menahan tersangka sekarang juga,” kata korlap aksi, Firmansyah.

Massa sebenarnya meminta Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko untuk memberikan penjelasan atas penanganan kasus penyelundupan pupuk bersubsidi itu secara rinci, termasuk alasan tidak ada penahanan bagi tersangka.

Namun, Edo tidak berada di tempat dan massa ditemui oleh Wakapolres Sumenep Kompol Soekris Trihartono dan Kasat Reskrim Polres Sumenep AKP Irwan Nugraha.

Soekris maupun Irwan sempat memberikan penjelasan atas kasus tersebut. Namun, massa tidak puas atas pernyataan pejabat Polres Sumenep itu, karena dianggap tak memberikan kepastian adanya penahanan tersangka.

Dalam rilis sebelumnya, polisi menyatakan para tersangka tidak ditahan, karena ancaman hukuman penjaranya maksimal dua tahun dan selanjutnya hanya dikenai wajib lapor.

Saat itulah, terjadi saling potong pembicaraan antara massa dengan pejabat Polres Sumenep tersebut dan situasi mulai “memanas”.

Massa kemudian meminta izin untuk masuk ke Mapolres Sumenep dan setelah itu terjadilah aksi saling dorong antara massa dengan polisi.

Massa pun menuding polisi telah melakukan kekerasan dan mengakibatkan beberapa peserta demo terluka. Bahkan, versi pendemo, salah seorang peserta dibawa ke RSD Moh Anwar Sumenep untuk dirawat.

“Kami ini mendukung Polres Sumenep untuk mengusut tuntas mafia pupuk bersubsidi. Tapi, kok malah dipukuli? Kami akan bertahan di Mapolres Sumenep untuk memastikan penanganan kasus ini tidak dipermainkan,” kata orator aksi, Hamidi.

Demo kasuspupuk bersubsidi
Massa dari Aliansi Amanat Rakyat bertahan Hingga Malam di depan Mapolres Sumenep (Slamet HD/PortalMadura.com)

Massa pun bertahan dan hanya duduk lesehan di jalan raya. Usai adzan Maghrib, massa kembali berdiri dan bergerak ke pintu masuk Mapolres Sumenep.

Sejumlah orator bergantian berorasi dan memaksa masuk ke areal dalam Mapolres Sumenep. Situasi kembali “memanas”, karena mereka tidak diperkenankan masuk ke Mapolres Sumenep.

Massa lalu menyatakan tidak percaya lagi kasus pupuk bersubsidi ini akan diusut tuntas-setuntasnya oleh polisi.

“Polisi tidak profesional. Kami nyatakan perang dengan mafia pupuk bersubsidi, termasuk kepada orang-orang yang melindunginya. Siapa pun itu,” kata Hamidi sambil mengajak peserta bubar dan menjenguk peserta demo yang dirawat di RSD Sumenep.

Sementara Wakapolres Sumenep Kompol Soekris Trihartono menjelaskan, penyidik akan mengusut tuntas kasus penyelundupan pupuk bersubsidi hingga ke jaringannya.

“Kami terus mendalami kasus ini. Kami terbuka dengan aspirasi dan kritik atas penanganan kasus ini. Kami sepakat kasus pupuk bersubsidi harus diusut dan diungkap tuntas,” katanya.

Saat ini, kasus penyelundupan 18 ton pupuk bersubsidi dengan tiga tersangka berinisial IM, HR, dan WA dalam proses pelimpahan ke Kejaksaan Negeri Sumenep.

Soekris juga menjelaskan, kericuhan dalam demo merupakan hal tak diinginkan oleh siapa pun, termasuk polisi, meskipun sering kali menjadi bagian dan dinamika yang tak terelakkan.

“Prinsipnya penanganan demo itu humanis dan persuasif. Namun, dinamikanya sering memunculkan salah paham. Ada satu anggota kami yang terluka dan ditangani petugas medis,” ujarnya, menambahkan. (*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.