PortalMadura.Com, Pamekasan – Alasan pemberian kartu merah oleh wasit pemimpin pertandingan antara melawan Pusamania Borneo FC kepada Dane Milovanovic mulai menemukan titik temu.
Berdasarkan keterangan Komisi Disiplin (Komdis) PSSI kepada manajemen yang mengajukan banding atas sanksi yang dijatuhkan kepada klub Laskar Sape Kerrab itu mendapat jawaban terkait pemberian kartu merah kepada pemain asing Asia tersebut.
Pemain berdarah Australia itu dituduh mengeluarkan kata-kata kasar kepada wasit asal Iran atas sejumlah keputusan di atas lapangan. Kata kasar itu berbahasa Arab dengan kata ‘Dajjal’.
Tetapi manajemen tidak percaya begitu atas alasan wasit yang disampaikan komdis PSSI. Mengingat, pemain yang berposisi sebagai gelandang ini tidak tahu berbahasa Indonesia, apalagi bahasa Arab.
“Klaim dari komdis menyebutkan, Dane menyebut wasit dengan sebutan Dajjal, itu tidak mungkin karena Dane tidak bisa berbahasa Indonesia, apalagi bahasa Arab, kenapa kami tidak dikonfrontir oleh wasit,” tanya tim Venue Manajer , Rosyid Mardani, Rabu (25/10/2017).
diberikan sanksi berat oleh komdis PSSI atas kisruh supoter usai laga yang berlangsung di Stadion Gelora Ratu Pamelingan Pamekasan, Madura, Jawa Timur tanggal 13 Oktober 2017.
Kekisruhan suporter itu dipicu lantaran wasit dianggap tidak fair dalam memimpin pertandingan. Yaitu, memberikan kartu merah kepada Dane tanpa alasan jelas, gol yang dianulir dan handsball pemain Borneo FC di area terlarang yang dibiarkan.
Adapun sanksi yang kini diterima adalah laga usiran dalam empat laga kandang (bermain di luar Madura) serta sanksi uang sebesar Rp 125 juta. Tetapi manajemen masih menunggu hasil banding untuk memutuskan penggunaan stadion selama menjalani laga usiran tersebut. (Marzukiy/Putri)