PortalMadura.Com, Bangkalan – Kasus bedah caesar (sesar) tanpa dilakukan pemeriksaan USG (ultrasonografi) ulang di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) dr. Syafiie di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, belum tuntas.
Antara keluarga pasien dan pihak RSIA telah dipertemukan hari ini, Jumat (29/1/2021) dalam satu meja oleh Komisi D DPRD Bangkalan. Namun, belum ditentukan formulasi kesepakatan kedua belah pihak.
“Kami sudah menemukan jalan keluar, namun belum final. Kami masih menunggu sampai hari Senin (1/2). Kami tidak tahu keputusan apa yang akan diambil oleh pihak RSIA,” kata perwakilan keluarga pasien, Zainul.
Sebelumnya, Siti Khotijah (35) warga Desa Perreng, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan menjalani operasi sesar di RSIA pada tanggal 26 Desember 2020. Namun, anaknya tidak tertolong karena prematur tanpa proses USG ulang.
Menurut Zainul, jika keputusan pihak RSIA tidak seirama dengan keinginan pihak keluarga pasien, tentu kasusnya akan dilanjutkan ke tingkat provinsi.
“Kami selaku keluarga hanya membuka jalan perdamaian. Keputusannya, tergantung pihak RSIA,” katanya.
Sementara, Specialis Kandungan dan Anak RSIA dr Syafiie, Bangkalan, dr. Taufik menyampaikan, dalam pertemuan dengan keluarga korban sudah menemukan jalan keluar.
“Kami akan melakukan silaturahmi kepada kelaurga pasien agar tidak merambat ke mana-mana,” katanya.
Tidak dilakukannya USG ulang, kata dia, karena ada indikasi medis yang membuat tim medis seperti buah simalakama. “Ketika tidak diambil tindakan bedah, tidak baik kepada bayinya,” terangnya.
Ketua Komisi D DPRD Bangkalan, Nur Hasan, mengaku mempertemukan pihak rumah sakit dengan keluarga pasien agar dapat diselesaikan secara kekeluargaan. “Bagi yang tidak mau menerima dan memaafkan, silakan menempuh jalur hukum,” katanya.
Pihaknya hanya memfasilitasi kedua belah pihak agar cepat clear dan tidak ada masalah serupa ke depannya.(*)