Dugaan Penyerobotan Lahan, Santri Kepung BPN Bangkalan

Avatar of PortalMadura.com
Dugaan Penyerobotan Lahan, Santri Kepung BPN Bangkalan
Santri Pondok Pesantren Ibnuh Cholil Bangkalan aksi di kantor BPN setempat (Foto. Imron)

PortalMadura.Com, – Santri Pondok Pesantren Ibnuh Cholil Bangkalan, Madura, Jawa Timur, mengepung kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat, Kamis (9/1/2020).

Mereka memprotes atas dugaan penyerobotan lahan seluas 3.561 meter persegi oleh salah satu perusahaan distributor di Jl. Ringrut, Kelurahan Melajeh, Bangkalan. Tanah tersebut milik KH. Imam Buchori, pengasuh Pondok Pesantren Ibnuh Cholil, Bangkalan.

“Tolong kembalikan tanah milik kiai kami. Tolong jangan dirampok. BPN digaji dari uang rakyat dan bekerja untuk rakyat, bukan disuruh merampok tanah rakyat,” teriak salah seorang koordinator aksi, Muzakki.

Berbagai poster bertuliskan nada protes dan membawa bendera warna hitam, mereka bergantian berorasi. Mereka menuding BPN menjadi alat untuk ‘mencuri' lahan milik pesantren.

“BPN bukan badan perampok tanah masyarakat dan juga bukan maling tanah. Jadi tolonglah jangan jadi tukang begalnya tanah,” katanya.

Para santri mengancam akan melakukan aksi terus-menerus dengan massa lebih besar jika lahan milik pengasuhnya itu tidak dikembalikan. “Tiap hari kami akan aksi dan lebih besar,” ucapnya.

Sementara, Kepala Seksi Penanganan Masalah Dan Pengendalian Badan Pertanahan Nasional (BPN) Bangkalan, Syaifuddin Aladin menjelaskan, persoalan lahan tersebut masalah lama. Awalnya, tanah itu tanah garapan dan sertifikatnya sudah terbit pada tahun 2013.

“Di sertifikat itu atas nama Ya'kup. Kemudian terjadi jual beli dengan saudara Charli Suhartono. Saat ini, tanah itu sudah ditempati distributor PT Aqua,” urainya.

Pada tahun 2016 dan 2017 digugat melalui tata usaha negara Surabaya, namun gugatan itu ditolak. Sekarang digugat kembali oleh KH. Imam Buchori di pengadilan negeri Bangkalan tercatat dengan register 25 perdata pada Desember 2019.

“Hari ini, dijadwalkan sidang dua, mediasi. Untuk selengkapnya kami kurang tahu karena masalah itu sudah lama,” katanya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.