Duplang, Tarian Khas Sumenep Yang Hampir Punah

Avatar of PortalMadura.Com
Duplang, Tarian Khas Sumenep Yang Hampir Punah
Ilustrasi

PortalMadura.Com – Saat ini banyak sekali seni tari tradisional telah mengalami kepunahan, diantara-nya ; tari Marning dari Lenteng, tari Theng-There' dari Rubaru dan tari Duplang.

Diantara sekian banyak tari tradisional yang telah punah, tari Dupplang merupakan salah satu  tari tradisional yang sangat spesifik, unik dan langka.

Keunikan tarian ini disebabkan karena tarian ini merupakan sebuah penggambaran kehidupan seorang wanita desa. Wanita yang bekerja keras sebagai petani. Kemudian dirangkai dalam sebuah gerakan-gerakan yang sangat indah, lemah-lembut, dan lemah gemulai.

Tarian ini diciptakan oleh seorang penari keraton bernama Nyi Raisa. Generasi terakhir yang mampu menguasai tarian ini adalah Nyi Suratmi. Dibawakan oleh 1 penari wanita, adapun pakaian serta aksesoris yang digunakan penari tergantung pada permintaan yang mengadakan pertunjukan. Di lingkungan keraton, pakaian yang dikenakan biasanya pakaian adat Lega serta memakai sanggul. Sedangkan untuk kalangan masyarakat biasa, digunakan kain panjang dan kebaya.

Tarian ini sering dipentaskan untuk menyambut tamu di istana, memeriahkan acara perkawinan ataupun selamatan desa/laut. Adapun tempat pementasan tidak memerlukan sebuah panggung, namun memerlukan halaman yang luas. Prosesi tarian ini diawali oleh alunan gendingan, si penari memasuki arena pentas, berputar kemudian jongkok sembari menembangkan kidung  Candaga.

Tarian Dupplang ini adalah sebuah tarian yang cukup rumit dan membutuhkan stamina tinggi. Karena banyak sekali perpindahan gerakan dari posisi jongkok ke posisi berdiri, kemudian ditambah lagi dengan gerakan hilir mudik dari rumah ke ladang, kembali ke rumah, pergi ke laut, kembali ke rumah, proses memasak, menghantarkan ke rumah mertua dan yang paling akhir adalah ketika penari  dalam keadaan mabuk setelah makan gaddung.

Karena tingkat kesulitan yang sangat tinggi tersebut, banyak penari yang segan untuk mempelajarinya. Sehingga tidaklah mengherankan, apabila tarian Dupplang tidak di kenal dan tidak diingat lagi oleh para seniman-seniman. (lontarmadura.com/choir)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.