Erdogan Kecam Langkah AS Soal Yerusalem di Pertemuan OKI

Avatar of PortalMadura.Com
Erdogan Kecam Langkah AS Soal Yerusalem di Pertemuan OKI
Pertemuan Dewan Menteri Menteri Luar Negeri anggota Organisasi Kerja sama Islam (OKI) telah dimulai di Istanbul Turki 13 Desember 2017. Pertemuan ini merupakan bagian dari KTT luar biasa OKI di Istanbul Turki. (Foto: AA)

PortalMadura.Com, Istanbul – Presiden Turki Recep Tayyip mengajak semua negara yang mengikuti hukum internasional untuk mengakui sebagai ibu kota “yang dijajah”.

Erdogan berbicara pada Pertemuan Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam () di Istanbul.

Sebagai Presiden OKI saat ini, Erdogan mengatakan bahwa keputusan Presiden (AS) Donald Trump tentang Yerusalem merupakan ancaman bagi semua umat manusia, termasuk AS.

Organisasi Kerjasama Islam (OKI) adalah badan antar pemerintah terbesar kedua setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa, dengan 57 negara anggota yang tersebar di empat benua.

Erdogan juga menyatakan Israel adalah negara penjajah dan negara teroris.

“Tentara Teroris [Israel] membawa anak-anak berusia 10 tahun ke dalam tahanan dan menempatkan mereka di balik jeruji besi. Seorang anak berusia 14 tahun ditutup matanya oleh sekitar 20 tentara dan dipukuli dengan gagang senapan,” kata dia, merujuk pada seorang anak laki-laki Palestina yang ditahan pada Kamis lalu saat terjadi bentrokan di kota Hebron, Tepi Barat (Al-Khalil).

“Jika ini bukan penjajah, bukan teroris, apa ada penjelasan lain untuk ini?,” ujar Erdogan, PortalMadura.Com melansir dari Anadolu Agency, Rabu (13/12/2017

Erdogan kemudian menuduh AS “berdiri dengan orang-orang yang membuat kedamaian menjadi tidak mungkin” dan mendukung seluruh fanatik pada saat gencarnya perang melawan terorisme.

Erdogan berterima kasih kepada seluruh negara yang tidak menerima langkah AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Hanya Israel, yang menduduki Yerusalem saat ini yang mendukung keputusan tidak sah AS, Kami berterima kasih kepada semua negara yang tidak menerima keputusan tidak sah ini”.

Erdogan menegaskan bahwa negara-negara Muslim tidak akan pernah menyerah dalam menuntut sebuah negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

“Perdamaian di kawasan kita dan di Yerusalem hanya akan terjadi dengan usaha orang beradab, jujur, dan adil dari setiap bangsa dan iman,” katanya.

Presiden menambahkan, dia yakin bahwa 196 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa akan menentang langkah AS.

Erdogan menyatakan bahwa al-Aqsa akan menjadi milik umat Muslim selamanya dan mendesak AS untuk menarik keputusan yang “salah, provokatif dan melanggar hukum” tersebut.

Presiden AS Donald Trump pada Rabu lalu mengumumkan bahwa AS mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan telah memberikan instruksi untuk memindahkan kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Pernyataan tersebut memicu kecaman keras dari seluruh dunia, termasuk Turki, Uni Eropa dan PBB.

Selama kampanyenya tahun lalu, Trump telah berulang kali menyatakan akan memindahkan kedutaan besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

OKI didirikan pada KTT bersejarah di Rabat, Maroko pada tahun 1969 setelah sebuah serangan pembakaran di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem yang diduduki.

Al-Aqsa dibakar oleh seorang Kristen asalah Australia bernama Michael Denis Rohan pada 21 Agustus 1969. Sebuah mimbar berusia 1.000 tahun serta beberapa tempat bersejarah lainnya hancur total dalam kebakaran tersebut.

Rohan bergabung dengan sekte berbasis AS yang disebut “Gereja Tuhan” dan percaya bahwa membakar al-Aqsa akan mempercepat kedatangan Messiah.

Dia kemudian dinyatakan memiliki gangguan jiwa dan dilaporkan meninggal dalam perawatan psikiatri pada tahun 1995.(AA)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.