Facebook Beli WhatsApp, Pengguna Diminta Waspada

Avatar of PortalMadura.com
portalmadura.com

Seperti yang telah di ketahui, situs pertemanan terbesar di dunia telah menyepakati persetujuan untuk mengakuisisi perusahaan penyedia layanan mobile messaging, , pada Rabu (19/2/2014). Pembelian senilai US$ 19 miliar atau Rp 222 triliun. Sayangnya lewat pembelian tersebut, Facebook kemungkinan akan menggabungkan data penggunanya dengan data pengguna WhatsApp.

Akibatnya sejumlah pihak diminta waspada, sebab dimungkinkan WjatsApp yang sebelumnya bebas dari Iklan akan menjadi sarang iklan oleh Facebook, untuk meningkatkan pendapatan mereka.  Seperti yang diungkapkan Komisi keamanan data Jerman. (Baca: Benarkah Facebook Janji Tidak Pasang Iklan di WhatApp)

“Ketika metadata dan konten dari kedua layanan itu disatukan, maka dapat dengan mudah dieksploitasi untuk tujuan iklan,” ujar Thilo Weichert, anggota komisioner yang mewakili kota Schleswig-Holstein, seperti dilansir PC World, Jumat, 21 Februari 2014.

Lebih lanjut aturan sistem keamanan digital di Amerika Serikat yang dinilai tidak ketat juga di sorot, sebab diduga akan mempengaruhi proteksi data Facebook dan WhatsApp yang berasal dari negara tersebut.

“Kedua perusahaan menolak memenuhi syarat keamanan data yang ada di Eropa dan Jerman,” kata Weichert.

Untuk itu Otoritas perlindungan data konsumen Jerman meminta Facebook untuk mengikuti aturan privasi yang ada, sebab sejak beberapa tahun lalu perusahaan yang dikomandani Mark Zuckerberg itu terkesan menghindar.

Weichert juga mengatakan WhatsApp adalah aplikasi yang perlu diwaspadai tingkat keamanannya. Sistem kriptografi–penyembunyian data–WhatsApp dianggap tidak memenuhi syarat keamanan di Jerman, dan dianggap rentan serangan. “Perusahaan tidak transparan dalam menyelesaikan masalah keamanannya,” ujar Weichert.

Weichert mengatakan belum ada tanda layanan komunikasi tersebut akan mengeksploitasi penggunanya untuk urusan komersil dan iklan. Dia berharap akuisisi yang dilakukan Facebook tidak mengubah karakter bisnis WhatsApp, yang tidak memasang iklan. Dia merekomendasikan warga Jerman menggunakan layanan komunikasi buatan dalam negeri atau Eropa yang dia anggap lebih efektif melindungi data. (sumber tempo/deny)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.