PortalMadura.Com, Pamekasan – Para tukang ojek pangkalan di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengeluhkan turunnya pendapatan lantaran adanya ojek online. Setiap hari biasanya mendapat order rata-rata 10 orang, kini menyusut hingga 5 orang.
Khodaifa, salah satu tukang ojek offline mengaku, nasibnya sekarang semakin tidak jelas karena beroperasinya ojek online. Masyarakat banyak beralih kepada ojek online lantaran dianggap lebih cepat dan nyaman, tanpa harus datang ke pangkalan.
“Sekarang saingannya dengan ojek online mas, kalau dulu sehari biasa mendapatkan penghasilan Rp 50 ribu, sekarang hanya Rp 30 ribu, bahkan kadang-kadang tidak sampai segitu,” keluh pria asal Desa Klampar, Kecamatan Proppo tersebut, Kamis (5/4/2018).
Tetapi, pria yang telah mempunyai 3 anak ini enggan menyebutkan penghasilan secara pasti di zaman yang sudah serba online ini. Sebab, penghasilan yang ia dapat terkadang tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
Tidak hanya ojek offline yang menerima dampak dari beroperasinya ojek online ini, tetapi para abang becak pun mengakui hal yang sama bahwa pendapatannya jauh lebih menurun ketimbang sebelumnya.
“Tidak tahu mas, sekarang pendapatan tukang becak kadang hanya Rp 30 ribu dalam sehari. Bahkan jauh di bawah itu, jika dulu orang mau beli sesuatu nyuruh tukang becak, tapi sekarang sudah ada ojek online, katanya lebih gampang,” pungkasnya. (Marzukiy/Putri)