GC : Jika Berhasil, Referendum Skotlandia Dapat Picu Referendum Aceh dan Papua

Avatar of PortalMadura.Com
Referendum Skotlandia
foto telegraph.co.uk

PortalMadura.Com, Jakarta – Peneliti kebijakan pemerintahan dari Garuda Center (GC) Faizal Abdulgani berpendapat yang akan dilaksanakan besok memiliki potensi untuk mempengaruhi politik dalam negeri Indonesia. Hal ini disebabkan, jika Skotlandia lepas dari Inggris Raya maka gagasan “right to national self-determination” atau hak penentuan nasib sendiri yang dikampanyekan politisi Skotlandia dapat menginspirasi beberapa pemimpin rakyat Indonesia untuk berbuat hal yang sama.

“Skotlandia telah menjadi bagian dari Inggris Raya selama 307 tahun. Besok rakyat Skotlandia akan memutuskan secara demokratis melalui referendum, apakah akan terus bergabung dengan Inggris Raya atau menjadi negara merdeka. Bukan tidak mungkin kemerdekaan Skotlandia dapat menginspirasi pemimpin daerah tertentu di Indonesia untuk memimpin sebuah gerakan politik demi mencapai kemerdekaan daerahnya secara demokratis” jelas Faizal, dalam rilisnya yang diterima Redaksi PortalMadura.Com, Rabu (17/9/2014).

Faizal menjelaskan, Skotlandia memiliki modal dasar yang cukup untuk menjadi negara merdeka. Skotlandia memiliki sumber daya manusia yang terdidik, sumber daya alam yang melimpah, dan sudah lama swasembada pangan. Sebagian rakyat Skotlandia menilai kebijakan yang dibuat oleh Parlemen Inggris Raya di London  tidak selalu berpihak kepada rakyat Skotlandia yang jumlahnya sekitar 8% dari penduduk Inggris Raya. Situasi yang dialami oleh rakyat Skotlandia ini juga dialami oleh beberapa daerah di Indonesia.

“Pemerintahan Jokowi harus melanjutkan reorientasi pembangunan ke daerah yang telah dimulai oleh Pemerintahan SBY. Akan ideal jika Jokowi dapat mencontoh inisiatif Perdana Menteri Australia Tony Abbott yang menerapkan kebijakan “pindah kantor” ke daerah terpencil secara rutin. Jika daerah tidak diperhatikan dan dibangun, bukan tidak mungkin akan muncul gerakan politik untuk menjadi merdeka – hal yang rawan terjadi terutama di daerah yang telah lama menjalankan Pemerintahan Otonomi Khusus yakni Aceh, Papua Barat dan Papua” tutup Faizal.(rls/htn)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.