Gelembung Air di Batuputih Sumenep Mirip di Sragen & Ambon, Ini Penyebabnya

Avatar of PortalMadura.com
Gelembung Air di Batuputih Sumenep Mirip di Sragen & Ambon, Ini Penyebabnya
Gelembung air di lahan warga Dusun Kotte, Desa Batuputih Kenek, Kecamatan Batuputih, Sumenep (@portalmadura.com)

Video Gelembung Air ,

PortalMadura.Com, Sumenep – Gelembung air yang muncul misterius di lahan milik warga Dusun Kotte, Desa Batuputih Kenek, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, sempat menghebohkan warga, Selasa (25/2/2020).

Ada tiga titik yang terlihat jelas adanya gelembung air, yakni dua di antaranya pada bekas galian penampungan air untuk tanaman tembakau dan di area persawahan milik warga yang sudah ditanami bibit padi.

Wujud gelembung air tersebut seperti air mendidih tapi tidak panas dan tidak ada perubahan warna maupun aroma pada air. Warga sempat menyebut semburan air, namun volume air justru tidak bertambah.

Fenomena alam ini, bukan saja terjadi di wilayah Batuputih Kenek, Kecamatan Batuputih, Sumenep. Peristiwa yang mirip juga terjadi di Dukuh Kalitengah, Desa Sidodadi, Masaran, Sragen, Jawa Tengah, Rabu (8/1/2019). Gelembung air bertahan hingga satu bulan, melansir dari solopos.

Gelembung Air di Batuputih Sumenep Mirip di Sragen & Ambon, Ini Penyebabnya
Gelembung di lahan pertanian milik warga di Dukuh Kalitengah, Desa Sidodadi, Masaran, Sragen (Foto. solopos.com)

Peristiwa serupa terjadi pada 21 Oktober 2019. Sebuah sumur keluarga di Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon, airnya dilaporkan bergolak dan mengeluarkan gelembung. Dan sudah terjadi empat kali di sumur tersebut, dilansir LKBN Antara.

Gelembung Air di Batuputih Sumenep Mirip di Sragen & Ambon, Ini Penyebabnya
Gelembung di sumur keluarga, Desa Passo, Kecamatan Baguala, Kota Ambon Sumur (Foto LKBN Antara)

Apa penyebabnya?. Pusat Penelitian Laut Dalam (P2LD) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan, peristiwa tersebut disebabkan adanya pemadatan tanah.

Peneliti P2LD LIPI, Fareza Sasongko Yuwono menyampaikan, air sumur bergolak dan tampak mengeluarkan gelembung karena pemadatan tanah, yang mana pori-pori tanah menjadi semakin kecil membuat udara maupun air yang mengisinya terpaksa ke luar.

Fenomena tersebut bisa dipicu oleh guncangan gempa, tapi ada juga yang terjadi bukan karena peristiwa gempa, sehingga tidak bisa dijadikan sebagai prediksi atau pertanda khusus dalam kegempaan. Secara ilmiah belum bisa dibuktikan.

Penyebutan air mendidih juga kurang tepat. Pada kondisi air menggelembung suhu air tetap normal. “Kalau mendidih setidaknya suhunya 100 derajat celcius seperti yang terjadi di Desa Oma, Kecamatan Haruku,” kata ahli geologi ini sekaligus mengklarifikasi peristiwa air sumur warga Passo.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.