PortalMadura.Com, Pamekasan – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, mengklarifikasi terkait ditangkapnya guru honorer asal Pamekasan oleh Polda Jatim perihal ujaran kebencian dan ancaman kepada Presiden RI, Joko Widodo.
Kepala Disdik Pamekasan, Moch. Tarsun mengatakan, guru honorer atas nama Khairil Anwar itu memang asal Desa Panaan, Kecamatan Palengaan. Tetapi, yang bersangkutan mengajar di salah satu SDN di Kecamatan Pragaan, Sumenep.
“Berdasarkan keterangan dari Korwil Pendidikan Kecamatan, Khairil Anwar itu memang anak Panaan Palengaan. Tetapi ngajarnya di Kecamatan Pragaan,” terangnya saat dihubungi via telepon, Senin (20/5/2019).
Ditanya apakah guru berusia 35 tahun tersebut berdomisili di Pamekasan atau tidak, Tarsun menjawab tidak tahu. “Saya tidak tahu kalau itu,” tandasnya.
Tetapi, Tarsun mengaku sudah sering kali mewanti-wanti kepada semua guru di bawah naungannya agar senantiasa menjaga netralitas dalam politik, tidak melakukan ujaran kebencian atau tindakan tidak terpuji lainnya.
Baca Juga : Ini Identitas Maling Motor Yang Ditangkap Warga Blega Bangkalan
“Saya mulai awal sudah menyampaikan bahwa menjaga netralitas. Setelah pileg dan pilpres ini, saya sering mewanti-wanti kepada guru, staf di Disdik jangan ikut-ikut menyebarluaskan menyangkut persoalan politik, apalagi hoax,” pungkasnya.
**) Ikuti berita terbaru PortalMadura.com di WhatsApp, Telegram Google News klik Link Ini dan jangan lupa Follow