PortalMadura.Com, Sumenep – Sejak Januari hingga Oktober 2015, tidak menangani kasus kekerasan anak dan perempuan yang ditangani oleh Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.
“Sejak awal tahun hingga Oktober ini, belum ada kasus kekerasan anak atau perempuan yang kami tangani melalui P2TP2A, karena memang tidak ada,” ungkap Ahmad Masuni, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana (BPPMPKB) Sumenep, Rabu (14/10/2015).
Masuni menerangkan, P2TP2A itu merupakan lembaga pelayanan dan pendampingan bagi perempuan dan anak yang ingin mendapatkan informasi atau konsultasi masalah penanganan kekerasan, perlindungan hukum, pendampingan medis dan konsultasi psikologi terkait kasus kekerasan.
“Pada tahun 2014, P2TP2A masih mendampingi sejumlah anak yang menjadi korban kekerasan dan terlibat tindak pidana,” tuturnya.
Untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan, pihaknya mengaku sering melakukan sosialisasi kepada elemen masyarakat di tingkat kecamatan hingga desa tentang perlindungan perempuan dan anak tersebut termasuk pencegahannya.
“Semua pihak termasuk pemerintah, warga dan orang tua mempunyai tanggungjawab untuk mencegah terjadinya kekerasan,” bebernya.
Masuni menilai, saat ini, sebagian orang tua kurang memperhatikan pergaulan anak di luar rumah dan sekolah, padahal hal tersebut bisa berdampak negatif pada anak.
“Harapan kami, para orang tua tetap melakukan pengawasan terhadap anak-anaknya sebagai deteksi sekaligus antisipasi dini atas terjadinya kasus kekerasan anak atau perempuan,” harapnya. (arifin/choir)