Hari Batik Nasional, Peluang Bisnis Bagi Generasi Milenial

Avatar of PortalMadura.com
Hari Batik Nasional, Peluang Bisnis Bagi Generasi Milenial
dok. Peragawati Sumenep (@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, diperingati pada 2 Oktober setiap tahunnya.

Penetapan Hari Batik Nasional ini melalui Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 di era Susilo Bambang Yudhoyono.

Hal itu pasca mendapat pengakuan dari UNISCO, bahwa batik Indonesia sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Hari Batik Nasional, Peluang Bisnis Bagi Generasi Milenial
Dr. Alwiyah, SE., MM

Peneliti batik, Dr. Alwiyah, SE., MM menyampaikan, pengakuan lembaga Internaisonal dan penetapan Hari Batik Nasional adalah peluang besar bagi generasi milenial.

Banyak hal yang dapat dilakukan tanpa harus ada batas ruang dan waktu. Misalnya, kata dia, pada masa pandemi ini, jadikan peluang bisnis yang menjembatani produsen (pengusaha) batik dan konsumen (pembeli) melalui teknologi.

“Setiap krisis tentu ada peluang, tangkap peluang itu sekarang,” ujar Alwiyah.

Menurut Alwiyah yang juga Owner Mahdaly Department Store ini, generasi muda jangan hanya bangga dengan sebutan milenial bila hanya memposisikan menjadi kaum rebahan atau mager (malas gerak).

Situasi pandemi Covid-19 bukan alasan untuk tidak menangkap peluang. Meski diakui, pandemi akan mengancam dan membuat semua sektor bisnis di dunia merosot tajam.

Namun, Alwiyah mengutip perkataan John F.kennedy yang menyebutkan, “In a crisis, be aware of the danger – but recognize the opportunity“.

Bahwa “Dalam suatu krisis, waspadalah terhadap bahayanya- tetapi kenali peluangnya”. “Hal ini yang jarang dilakukan oleh banyak orang,” tandas Alwiyah.

Selain itu, pihaknya mengaku banyak pertanyaan mengganjal pada momentum Hari Batik Nasional yang bertepatan dengan situasi pandemi Covid-19.

“Apa yang dibutuhkan para pengusaha dan pengrajin untuk mempertahankan usahanya?.

“Akankah kita pasrah begitu saja membiarkan karya yang indah luar biasa yang membutuhkan keahlian dan kesabaran untuk menghasilkan selembar kain?”.

“Lalu, akan punah begitu saja karena tidak ada minat dari generasi muda untuk menekuni dunia usaha batik?,” ucap Alwiyah.

Tak hanya itu, Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Madura ini juga mempertanyakan yang akan dilakukan pemerintah untuk mempertahankan UMKM batik pasca pandemi Covid-19.(*)

Tonton Juga PortalMaduraTV: Potong Tumpeng Tandai HUT ke-7 PortalMadura.Com

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.