Hati-hati! Ini Efek Buruk Orangtua Terlalu Ikut Campur Problem Remaja

Avatar of PortalMadura.Com
Hati-hati! Ini Efek Buruk Orangtua Terlalu Ikut Campur Problem Remaja
ilustrasi

PortalMadura.Com – Mendidik anak agar selalu sukses dan sehat merupakan bagian dari naluri , mereka pun memiliki caranya tersendiri untuk melakukannya. Namun tidak dipungkiri, terkadang mereka terlalu melindungi buah hatinya, bukan hanya dari permasalahan besar, tetapi juga dari hal kecil dan tanggung jawab yang seharusnya mereka bisa atasi sendiri.

Seharusnya, Anda perlu menjadi orangtua cerdas dan mengerti kebutuhan serta kondisi anak seiring dengan perkembangannya. Sebab, orangtua yang terlalu ikut campur dalam kehidupan remaja anaknya, cenderung membuat anak merasa tertekan bahkan bisa depresi.

Menurut seorang peneliti dari University of Mary Washington di Virginia, Holly Schiffrin, menemukan bahwa orangtua yang masih ikut campur terhadap segala urusan anak remajanya, dapat menimbulkan dampak negatif bagi psikologisnya.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa remaja yang masih sering dikendalikan oleh orangtuanya, cenderung lebih berisiko terhadap depresi dan kurang puas dengan kehidupannya. Kendali orangtua dapat mencakup pengaturan jadwal kuliah, liburan atau bahkan soal pacaran.

Alasan orangtua tetap mengatur segala urusan anaknya meski telah remaja adalah karena terlalu mengkhawatirkan keberhasilan anak. Misalnya, takut buah hatinya terjerumus dalam pergaulan yang salah, atau mencemaskan masalah ekonomi jika anak menentukan pilihannya sendiri.

“Masalahnya, seorang anak yang telah tumbuh menjadi remaja sangat mengidamkan kebebasan dalam menentukan pilihan dan merasa telah mampu menjaga dirinya sendiri. Orangtua yang overprotective justru dapat membuat anak merasa tertekan,” kata Schiffrin.

Pada penelitian itu, Schiffrin melakukan survei online yang melibatkan 297 mahasiswa universitas di Amerika. Partisipan diminta untuk menggambarkan perilaku pengasuhan ibunya dan kebebasannya, serta diminta untuk menilai tingkat kebahagiaan atau kepuasannya.

Hasilnya, batasan yang diberikan orangtua tersebut membuat anak merasa kehilangan hak bebasnya dan kesempatan untuk belajar dari kesalahan. Untuk itu, orangtua harus lebih banyak memberikan anak-anaknya kebebasan, dalam artian bebas yang terkontrol.

Selain itu, jika anak dibesarkan dengan pendidikan dan norma yang baik sejak kecil, orangtua tidak perlu terlalu mengkhawatirkan kehidupan remaja anaknya. (detik.com/Salimah)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.