HUT ke-75, Dirut PT Garam (persero) Sebut Perlu Lakukan Transformasi

Avatar of PortalMadura.com
Proses pemotongan nasi tumpeng pada HUT ke-75 PT Garam (persero) di Kalianget, Sumenep (@portalmadura.com)
Proses pemotongan nasi tumpeng pada HUT ke-75 PT Garam (persero) di Kalianget, Sumenep (@portalmadura.com)

PortalMadura.Com, Sumenep – PT Garam (persero) memasuki usia yang ke-75 di tahun 2020 ini.

Pada momen ini, Direktur Utama (Dirut) PT Garam (persero), Achmad Ardianto menyampaikan, kedepan PT Garam perlu melakukan transformasi.

“Pertama, kita memprioritaskan produksi garam premium,” katanya di Hall PT. Garam (persero) Kalianget, Sumenep, Senin (2/11/2020).

Transformasi kedua, harus meningkatkan kapasitas pengolahan garam di pabrik.

Selain itu, kata dia, sudah saatnya melahirkan lagi penjualan (market) yang tahan banting untuk menembus pasar ke semua pelosok.

“PT Garam perlu melahirkan produk-produk baru untuk menjawab kebutuhan konsumen,” ujarnya.

Untuk mencapai semua itu, semua internal PT Garam harus bekerja secara kolaboratif dan kompak.

“Mari kita buktikan bahwa kita bisa. Maka, semua harus fokus dengan tugas masing-masing agar mampu memenuhi kebutuhan garam nasional,” tandasnya.

Sementara, Bupati Sumenep, A Busyro Karim berharap, sebagai BUMN yang bergerak di bidang produksi garam di Indonesia semakin maju dan berkembang.

Menurut dia, PT Garam dibentuk sebagai upaya untuk menjaga stabilitas dan ketersediaan garam di Indonesia sehingga dapat menjaga kedaulatan pangan di bidang garam.

“PT Garam juga memiliki misi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi bahan baku garam olahan, pendampingan usaha petani garam rakyat, serta melakukan diversifikasi produk,” kata Busyro dalam sambutannya dibacakan Herman Poernomo, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setkab Sumenep.

PT Garam (persero) menjadi aset yang sangat berharga bagi Indonesia. Bahkan, keberadaan kantor pusat perusahaan di Sumenep menjadi nilai lebih yang luar biasa bagi perkembangan ekonomi daerah Kabupaten Sumenep.

“Tambak pegaraman yang banyak berlokasi di Sumenep, baik secara langsung maupun tidak langsung telah menjadi pemicu dalam menggerakan ekonomi masyarakat Sumenep,” katanya.

Dampak positif tersebut terjadi sejak awal berdiri tahun 1921 di masa kolonial Belanda dengan nama jawatan regie garam hingga tahun 1998 diubah menjadi BUMN dengan nama PT Garam (persero).

Sejak masa berdirinya, kata Busyro, sampai dengan saat ini, lahan pegaraman di Sumenep masih yang paling besar jika dibandingkan dengan daerah lainnya.

Misalnya, lahan pegaraman I dengan luas area 2.620 hektar dengan kapasitas maksimum produksi 200.000 ton garam pertahun. Sedangkan lahan pegaraman II dengan luas 640 hektar dengan kapasitas produksi 50.000 ton garam pertahun.

Besarnya lahan produksi pegaraman akan melibatkan banyaknya orang yang terlibat dalam proses produksi. “Dan ini akan membutuhkan tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Sumenep,” ujarnya.

Diakui, keberadaan PT garam juga dapat ikut meningkatkan pendapatan para petani garam. “Peran inilah di antaranya yang membuat PT Garam (persero) menjadi begitu strategis keberadaannya di Sumenep,” tandasnya.(*)

DAPATKAN UPDATE BERITA LAINNYA DI

google news icon

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.