PortalMadura.Com, Sampang – Rencana pemerintah untuk melakukan impor garam sebanyak 3,7 juta ton dinilai mengancam pemasaran produksi petani garam Madura.
Ketua Umum Asosiasi Petani Garam Republik Indonesia (APGRI), di Sampang, Jakfar Sodikin menyampaikan, hasil produksi garam Madura adalah paling berkualitas daripada hasil panen garam daerah lain se – Indonesia.
“Apabila garam impor datang ke Indonesia, dapat dipastikan harga garam Madura menjadi murah dan kemungkinan besar tidak akan laku,” ujarnya, Senin (29/1/2018).
Pemerintah akan impor garam dari Australia dan India mulai tanggal 30 Januari 2018 dan akan tiba di Surabaya. Garam impor itu, nilai harganya lebih murah dari garam Madura.
Ketentuan harga di Surabaya, Rp 650 perkilogram untuk impor garam Australia, dan Rp 400 perkilogram dari garam impor India.
Sedangkan harga garam Madura dengan garam daerah lainnya mencapai Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per kg.
Disebutkan, pengiriman terakhir garam Madura ke Surabaya, pada tanggal 30 Januari 2018, harga garam mencapai Rp 2.000 perkilogram.
“Kami bersama petani garam selalu melakukan protes dan menolak rencana pemerintah mendatangkan impor garam,” katanya.
Terpisah, anggota DPD RI, Ahmad Nawardi melaukakn Inspeksi Mendadak (Sidak) ke salah satu gudang milik petani garam di Kecamatan Pangarengan Sampang, untuk melihat bukti bahwa garam Madura masih ada serta berkualitas (KW1 dan KW2).
“Saya sengaja melakukan sidak di gudang petani Sampang, untuk melihat dan membuktikan adanya garam rakyat,” katanya.
Sidak tersebut, ia lakukan dengan tujuan memberikan bukti terhadap apa yang disampaikan oleh Kementerian, bahwa Indonesia kekurangan garam, terutama garam untuk industri sehingga pemerintah harus melakukan impor secara fantastis sebanyak 3,7 juta ton.
“Faktanya, di gudang garam petani masih tersimpan banyak garam mulai dari KW1 dan KW2. Tampak lebih bagus daripada garam impor,” ungkapnya seraya menunjukkan garam rakyat dimaksud.
Ia menyampaikan, di gudang petani garam yang ia sidak masih tersedia stok garam yang cukup banyak. Belum dibeli dan terserap, baik oleh PT. Garam maupun oleh industri-industri yang ada di Indonesia.
“Sebanyak 2.500 garam rakyat yang tersedia di gudang ini. Serta masih ada beberapa gudang lagi khususnya di Sampang,” ujarnya.
Oleh karenanya, garam impor sangat berpengaruh terhadap pangsa pasar garam rakyat Madura hingga terancam tidak akan terjual.(Rafi/Nanik)